Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idAA+” untuk PT Mandiri Tunas Finance (MTF) dan obligasi yang diterbitkan. Outlook atas peringkat tersebut adalah “Stabil”.
Melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 11 Mei 2021), Pefindo menjelaskan, obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya. Tanda tTambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.
Peringkat tersebut mencerminkan tingkat kemungkinan yang sangat kuat untuk mendapatkan dukungan dari induk, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk (BMRI), peringkat idAAA/stabil), posisi bisnis yang kuat, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat profitabilitas dan kualitas aset yang moderat.
Baca juga: Peringkat Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Ditegaskan idAAA
Peringkat dapat dinaikkan jika MTF memperluas posisi bisnisnya secara substansial, sambil secara konsisten mempertahankan profil keuangannya yang kuat. Hal ini juga harus disertai dengan kontribusi yang lebih besar bagi BMRI, dan peningkatan yang stabil pada kinerja profitabilitas dan kualitas aset. Peringkat dapat diturunkan jika ada penurunan material dalam dukungan dari induk, yang mungkin dipicu oleh penurunan kontribusi MTF kepada Induk karena posisi bisnis yang lebih lemah, atau penurunan yang signifikan dan berkelanjutan pada profil profitabilitas dan kualitas aset.
Pefindo menilai penyebaran Covid-19 telah berdampak signifikan terhadap industri pembiayaan dalam hal pertumbuhan, kualitas aset, dan profitabilitas, terutama terkait pembiayaan pada sektor-sektor ekonomi yang terkena dampak langsung seperti perhotelan, pariwisata, restoran, serta transportasi. Sektor manufaktur dan perdagangan berbasis komoditas juga terpengaruh pada tingkat yang lebih rendah, karena terbatasnya akses ke tempat kerja. Kemampuan debitur dari sektor-sektor ekonomi tersebut terpengaruh secara signifikan, sehingga kemampuan pembayaran kembali kewajiban finansial mereka mengalami penurunan, serta mempengaruhi profil keuangan perusahaan-perusahaan pembiayaan.
Baca juga:
Meskipun POJK 58/POJK.05/2020 memungkinkan perusahaan pembiayaan untuk merestruktur akun-akun yang terdampak Covid-19 untuk dapat mempertahankan rasio kualitas aset mereka, implementasinya juga memungkinkan terjadinya risiko moral hazard, yakni debitur-debitur yang sebenarnya tidak terlalu terpengaruh juga akan tidak melakukan pembayaran angsuran.
“Kami memperkirakan terkendalinya dampak dari penyebaran Covid-19 terhadap profil kredit MTF, yang secara garis besar didukung oleh keunggulan kompetitif perusahaan yang kuat dengan BMRI sebagai induk, memberikan perusahaan akses pendanaan yang stabil. MTF juga menerapkan kriteria pembiayaan yang lebih ketat dan mengintensifkan upaya penagihan angsuran yang didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang kuat.”
Hal ini diperkirakan dapat memitigasi potensi penurunan bisnis akibat proyeksi pertumbuhan penjualan otomotif nasional yang belum akan sepenuhnya pulih dalam jangka waktu menengah dan dapat mempengaruhi permintaan terhadap jasa pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor. Pefindo akan terus memantau secara ketat perkembangan dampak pandemi terhadap performa perusahaan dan profil kredit secara keseluruhan.
MTF merupakan perusahaan pembiayaan mobil yang 51% sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri. Sementara 49% saham sisanya dimiliki oleh PT Tunas Ridean Tbk, salah satu perusahaan dealer otomotif terkemuka di Indonesia. Pada 31 Maret 2021, MTF memiliki 101 kantor cabang yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News