1
1

Pefindo Tegaskan Peringkat Wijaya Karya (WIKA) idA Stabil

Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan Obligasi Berkelanjutan I/2020 di “idA”. Pefindo juga menegaskan peringkat “idA(sy)” untuk Sukuk Mudharabah I tahun 2020. Prospek untuk peringkat perusahaan adalah “stabil”. 

Melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 15 Juni 2021, Pefindo menjelaskan bahwa obligor dengan peringkat idA memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya. 

Namun, obligor agak lebih rentan terhadap pengaruh buruk perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan Obligor berperingkat lebih tinggi. Akhiran (sy) mengindikasikan peringkat memenuhi prinsip syariah. 

|Baca juga: Sepanjang 2020, Laba Bersih Wijaya Karya (WIKA) Anjlok 92 Persen

“Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar WIKA yang kuat di industri konstruksi nasional, sumber pendapatan yang terdiversifikasi, dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Peringkat dibatasi oleh leverage keuangan perusahaan yang tinggi dalam jangka pendek hingga menengah, risiko ekspansi ke bisnis baru, dan lingkungan bisnis yang bergejolak.” 

Peringkat dapat dinaikkan jika WIKA secara signifikan memperkuat leverage keuangan dan debt service coverage secara berkelanjutan, serta menunjukkan arus kas yang stabil yang didukung oleh bisnis yang lebih terdiversifikasi. 

|Baca juga: Per Februari 2021, Wika Gedung (WEGE) Catatkan Kontrak Baru Senilai Rp501,95 M

Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan berutang secara signifikan lebih tinggi dari yang diproyeksikan tanpa peningkatan EBITDA yang sesuai secara berkelanjutan. Didirikan pada tahun 1961, WIKA merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di bidang konstruksi di Indonesia. 

Perusahaan ini mengembangkan bisnisnya ke bidang properti, realti, investasi, energi, pracetak dan teknik konstruksi. Sebagai BUMN, WIKA memiliki partisipasi yang tinggi dalam proyek-proyek strategis pemerintah, seperti proyek kereta cepat. Per 31 Maret 2021, pemegang sahamnya adalah Pemerintah Indonesia (65,05%) dan publik (34,95%). Aca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peringkat Telkom (TLKM) Ditegaskan idAAA Stabil
Next Post Utang Luar Negeri Indonesia April 2021 Tumbuh Melambat

Member Login

or