Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat “idA-” untuk PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (BNTT) dan Obligasi Berkelanjutan I/2018 yang masih beredar.
Pefindo melalui keterangan resminya menjelaskan bahwa kesiapan BPD NTT untuk melunasi Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2018 Seri B sebesar Rp115 miliar yang akan jatuh tempo pada tanggal 21 Desember 2021 didukung oleh kas dan penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp1,4 triliun per tanggal 31 Juli 2021.
Prospek untuk peringkat korporasi tersebut adalah “stabil”. Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.
|Baca juga: Summarecon Agung (SMRA) Diperingkat idA dengan Outlook Stabil
Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi. Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. Peringkat tersebut mencerminkan pasar captive di provinsi NTT, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas di atas rata-rata. Peringkat tersebut dibatasi oleh profitabilitas yang cukup, profil pendanan yang terkonsentrasi, dan kompetisi yang lebih ketat pada segmen kredit produktif.
Peringkat dapat dinaikkan jika bank mampu memperkuat posisi pasar dan struktur pendanaan secara signifikan, dengan pada saat yang sama memperbaiki profil kualitas asset dan profitabilitas. Namun, peringkat bank dapat diturunkan jika Pefindo melihat posisi pasar bank menurun secara signifikan atau jika kinerja keuangan bank melemah secara material, terutama pada profil kualitas aset dan profitabilitas.
“Kami menilai penyebaran Covid-19 telah meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan, dengan menyebabkan penurunan kegiatan usaha yang signifikan di semua sektor industri yang berujung kepada penurunan permintaan atas kredit dan jasa perbankan lainnya.”
|Baca juga: Posisi Kas Kuat, Peringkat Obligasi PNM Ditegaskan idA+
Selain itu, penurunan kegiatan usaha juga dapat memperlemah kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran kewajiban, serta menyebabkan pemburukan kualitas aset bank yang selanjutnya akan memberikan tekanan terhadap indikator profitabilitas dan likuiditas bank.
Meski demikian, Pefindo menilai dampak dari pandemi terhadap profil kredit Bank NTT, didukung oleh produk inti pinjaman konsumen pegawai negeri sipil (PNS) yang mendominasi 50-55% dari portofolio kredit Bank.
“Kami melihat kredit kepada PNS tidak terkena dampak yang signifikan dari pandemi karena tidak adanya pemutusan hubungan kerja untuk PNS dan pembayaran angsuran kredit langsung dipotong dari gaji PNS.”
Menurut Pefindo, segmen ini akan mendukung pendapatan bank dan menghasilkan arus kas di tengah pandemi, dan dapat menjadi bantalan terhadap potensi penurunan kualitas aset pada segmen kredit produktif, khususnya yang bergerak di industri hotel dan restoran, transportasi, real estate, konstruksi, pertambangan, serta kegiatan perdagangan dan pengolahan yang terkena dampak pandemi.
Didirikan pada tahun 1962, Bank NTT adalah bank pembangunan daerah (BPD) yang memberikan jasa perbankan di Nusa Tenggara Timur. Per 30 Juni 2021, 26,59% saham Bank NTT dimiliki oleh Pemerintah Provinsi NTT, 73,35% oleh pemerintah kabupatenkabupaten di NTT, dan sisanya oleh beberapa individu.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News