Media Asuransi, GLOBAL – Perubahan iklim telah menyebabkan berkembangnya kondisi cuaca ekstrem yang sangat memengaruhi kehidupan masyarakat. Pada gilirannya dapat menyebabkan premi asuransi menjadi lebih mahal.
|Baca juga: Bitcoin Sempat Turun di Bawah US$60 Ribu, Ternyata Ini Faktor Penyebabnya!
Ernst Rauch, seorang ahli iklim yang berafiliasi dengan perusahaan reasuransi Munich Re, berbicara tentang bagaimana, terlepas dari kerusakan yang terjadi akibat peristiwa cuaca, akan selalu ada seseorang yang harus membayarnya, seperti perusahaan asuransi, negara, atau orang yang mengalami kerusakan.
|Baca juga: OJK Dorong Penerbitan Polis Kendaraan Listrik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Lebih Lanjut!
“Jika ada lebih banyak kerusakan, seseorang harus membayarnya,” kata Rauch, dalam artikel Microsoft Start yang dikutip dari Insurance Business, Selasa, 25 Juni 2024.
|Baca juga: Allianz Tawarkan Asuransi Kesehatan untuk Anak Muda
Khususnya, lanjut Rauch, asuransi bekerja dengan cara di mana banyak orang akan mendaftar untuk mendapatkan pertanggungan, namun hanya sedikit dari mereka yang mengalami kerugian dan menerima kompensasi.
|Baca juga: OCBC Tidak Punya Rencana Delisting Great Eastern Usai Kuasai 90,16% Saham
Menurutnya jika ada banyak orang yang terkena dampak kerugian, perusahaan asuransi perlu meneruskan risiko dan meningkatkan preminya. Dengan beberapa kejadian ekstrem yang terlalu mahal, perusahaan asuransi melimpahkan sebagian risiko mereka kepada perusahaan reasuransi.
Klaim asuransi tahunan
Dalam artikel tersebut, Rauch menunjukkan, meskipun perusahaan asuransi di California hanya menanggung antara US$1 miliar dan US$3 miliar untuk kerusakan selama beberapa dekade terakhir, beberapa tahun terakhir ini klaim asuransi tahunan mencapai lebih dari US$10 miliar.
“Jumlah kerusakan yang diasuransikan akibat bencana alam sekarang ini mencapai sekitar US$100 miliar di seluruh dunia. Sebanyak 80 persen hingga 90 persen dari kerusakan ini terkait dengan cuaca,” kata Rauch.
|Baca juga: Bank Dunia: Indonesia Butuh Lonjakan Investasi dan Dukungan Swasta Menuju Pendapatan Tinggi di 2045
Lebih lanjut, ia mencatat, hanya separuh dari bencana alam di dunia yang benar-benar ditanggung oleh asuransi dengan menunjukkan bagaimana Jerman hanya memiliki pertanggungan banjir untuk separuh dari seluruh bangunannya.
|Baca juga: Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Tantangan
Rauch percaya pencegahan kerusakan dan upaya dalam membatasi perubahan iklim adalah penting dalam mengendalikan biaya. Ia mengatakan ini adalah langkah-langkah penting di tempat-tempat di mana risiko iklim terlalu tinggi bagi perusahaan asuransi untuk menawarkan polis yang terjangkau.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News