Media Asuransi – Kementerian Perdagangan terus berupaya meningkatkan ekspor untuk mendorong pemulihan perdagangan dan meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia. Sejumlah cara akan ditempuh seperti mempercepat pemulihan perdagangan Luar Negeri dengan penyelesaian perjanjian perdagangan di kawasan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan penting bagi Indonesia untuk mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan di kawasan seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Selain untuk mengidentifikasi produk-produk dalam negeri yang berpotensi menjadi komoditas ekspor juga menunjukkan bahwa posisi Indonesia strategis dan signifikan di mata internasional.
“Perjanjian perdagangan kawasan penting untuk dilakukan. Di kawasan ASEAN, Indonesia adalah negara terbesar dan strategis. Hal ini dapat menunjukkan ke komunitas internasional bahwa Asia Tenggara adalah kawasan yang diperhitungkan sehingga bisa menjadi hub untuk berinteraksi dengan kawasan-kawasan lainnya,” kata Wamendag Jerry dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 29 Januari 2021.
Baca Juga:
- Kawasan Industri Meningkat, Indonesia Siap Sambut Investor Global
- Menkeu: Transformasi Ekonomi Digital Harapan Baru Sumber Pendapatan Negara
Terkait produk berpotensi ekspor, Wamendag Jerry Sambuaga melihat ada potensi besar dari produk-produk digital buatan dalam negeri, misalnya di sektor game daring dan produk-produk simulator untuk keperluan kesehatan maupun militer. Menurutnya, produk-produk seperti game daring dan produk simulator tersebut dapat menjadi terobosan ekspor komoditas Indonesia.
“Indonesia punya itu. Kita bisa lakukan business matching dengan vendor-vendor di luar negeri. Terobosan seperti ini yang harus kita kembangkan, bagaimana kita melihat produk-produk digital itu bisa dijadikan produk ekspor andalan,” Jerry.
Sementara, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Kasan mengatakan untuk menjaga pasar dan ekspor produk utama Indonesia, serta meningkatkan penetrasi ke pasar non tradisional juga merupakan bagian dari strategi perdagangan luar negeri yang akan ditempuh saat ini.
“Nilai ekspor ke pasar-pasar non tradisional relatif belum signifikan, tetapi pasar non tradisional seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin memiliki potensi yang cukup besar,” kata Kasan.
Kasan juga mengatakan, melalui program peningkatan ekspor, Kemendag terus berupaya meningkatkan ekspor produk-produk yang bernilai tambah. “Upaya ini ditempuh melalui program pengembangan produk ekspor, pengembangan sumber daya manusia di bidang ekspor, dan promosi dagang. Kemendag akan terus memfasilitasi pengusaha Indonesia untuk melakukan promosi ke berbagai negara,” katanya.
Baca Juga:
- Kemenkeu Pastikan Dana SWF dari Luar Negeri Bukan Utang Tapi sebagai Equity
- Mentan: Pentingnya Asuransi Pertanian Atasi Risiko Kerugian Gagal Panen
Menurut Kasan, pertumbuhan perdagangan Indonesia di tahun 2021 ini tidak bisa lepas dari faktor internal di dalam negeri dan eksternal di negara tujuan. Faktor internal yang utama saat ini adalah upaya penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri. Hal ini karena penanganan pandemi turut mempengaruhi kondisi ekonomi, yang juga akan berdampak pada perdagangan.
Sementara itu, lanjut Kasan, faktor eksternal meliputi kondisi pandemi Covid-19 di negara tujuan yang mempengaruhi kebijakan karantina wilayah di negara tersebut. Kasan berharap faktor eksternal lainnya seperti kondisi geopolitik dan isu perang dagang dapat melunak di tahun ini.
“Tingkat pemulihan yang juga berdampak ke perdagangan akan dibaca sebagai kondisi yang gradual sampai awal tahun depan. Faktor internal lainnya meliputi dukungan fiskal yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan ekonomi dan menemukan cara untuk mendorong konsumsi di dalam negeri, terutama kelas menengah karena porsinya yang lebih besar daripada kelas atas,” pungkas Kasan. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News