1
1

Kawasan Industri Meningkat, Indonesia Siap Sambut Investor Global

Media Asuransi – Kementerian Perindustrian terus mengakselerasi pengembangan kawasan industri di sejumlah wilayah guna menarik investor potensial skala global.  Khusus bagi investor yang memiliki keinginan untuk merelokasi basis produksinya ke Indonesia tinggal memilih kawasan Industri yang diinginkan. Terlebih kini,Indonesia yang utamanya di Luar Jawa telah memiliki 14 kawasan atau meningkat sebesar 47,5 persen, dengan penambahan luas lahan 8.664,36 Ha atau naik 43,26 persen menjadi 15.662,02 hektare (Ha).

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto mengatakan untuk menyambut kedatangan investor global, Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah strategis, terutama dalam upaya pembangunan fasilitas dan infrastruktur pendukung yang terintegrasi sehingga bisa berdaya saing.

 “Kami senantiasa aktif melakukan sinergi dengan stakeholders, di antaranya dengan pengelola kawasan industri, pelaku usaha, dan pemerintah daerah dalam upaya penyelesaian hambatan pembangunan kawasan industri. Kami optimistis Indonesia masih menjadi incaran para investor global untuk menanamkan investasinya dalam rangka ekspansi atau relokasi,”  kata Eko S.A. Cahyanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 29  Januari 2021.

Baca Juga:

Menurut Eko, Kemenperin aktif mensosialisasikan program dan kebijakan pemerintah kepada para pemangku kepentingan, terutama yang terkait dengan kemudahan investasi di tanah air. Selain itu, Kemenperin juga menjalin kerja sama untuk promosi kawasan industri, pengembangan pilot project kawasan industri tertentu seperti kawasan industri halal, dan mendorong penyediaan dukungan infrastruktur bagi kebutuhan kawasan industri seperti jalan, pelabuhan, dan harga gas.

“Pemerintah bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif, meskipun di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. Dalam beberapa kesempatan, kami menyampaikan manfaat tentang Undang-Undang Cipta Kerja, IOMKI, dan OVNI,” paparnya.

Sementara itu, Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Ignatius Warsito mengatakan,untuk menyambut para investor global, ketersediaan lahan di Jawa masih relatif luas, demikian juga di luar Jawa terjadi peningkatan persentase luas kawasan industri lebih tinggi. Dimana, di luar Jawa, jumlah kawasan industri melonjak sebanyak 14 kawasan, dengan penambahan luas lahan 8.664,36 Ha pada tahun 2020.

“Investor bisa masuk ke mana saja sesuai dengan karakter wilayah yang mereka inginkan Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki 127 area industri seluas total 55 ribu Ha yang siap menyambut kegiatan relokasi dari para investor global, seperti China,” kata Warsito.

Baca Juga:

Warsito menjelaskan, lahan untuk kebutuhan investasi baru itu terbagi menjadi tiga kelompok, yakni kawasan existing di Pantai Utara Jawa, kawasan dalam daftar proyek strategis nasional, serta kawasan green project alias yang masih minim infrastruktur.  

“Selain kawasan industri terpadu Batang di Jawa Tengah yang dijadikan andalan pemerintah untuk menyambut investasi baru, sejumlah kawasan industri di sepanjang Pantura juga turut disodorkan karena telah mumpuni dari sisi infrastruktur penunjang produksi ataupun jalur rantai pasok,” jelasnya.

Kemenperin mencatat, sepanjang tahun 2020, realisasi nilai investasi sektor manufaktur mencapai Rp272,9 triliun atau naik 26 persen dibandingkan 2019. Investor global telah menempati di berbagai kawasan Industri di Jawa dan luar Jawa. Hingga akhir tahun lalu, terdapat sedikitnya 70 kawasan industri existing yang memanjang di wilayah Pantura Jawa seluas lebih dari 36 ribu Ha. Kemudian, sebanyak 39 kawasan seluas 18 Ha berada di Jawa Barat. Sisanya tersebar di Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, serta DKI Jakarta.

Warsito menambahkan, kawasan industri yang masuk daftar proyek strategis nasional pun menjanjikan, meski beberapa di antaranya masih dalam masa konstruksi. “Kemenperin juga mendorong investor masuk ke kawasan green project yang dikembangkan di wilayah-wilayah terluar Indonesia,” pungkasnya. One

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Menkeu: Transformasi Ekonomi Digital Harapan Baru Sumber Pendapatan Negara
Next Post Pulihkan Perdagangan Luar Negeri, Kemendag Percepat Perjanjian RCEP

Member Login

or