Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpotensi melanjutkan pelemahan dengan tertahan dan mencoba menguat dengan support resistance 5.900-6.042.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa secara teknikal IHSG bergerak melemah break out support MA5 dan bergerak menuju support bullish trend line.
Dia menjelaskan, potensi menguji lower bollinger bands di kisaran level 5.920 sebagai konfirmasi arah selanjutnya. Indikator Stochastic dead-cross pada area overbought dengan MACD yang bergerak cross over positif. “Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan dengan tertahan mencoba menguat dengan support resistance 5.900-6.042,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 13 April 2021.
Baca juga:
- Reliance Sekuritas: IHSG Mencoba Menguat
- Sepanjang Pekan Kedua April, Pasar Modal Indonesia Bergerak Positif
- Pahami Dulu Hal-hal Berikut, Sebelum Beli Unitlink
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ACES, ADRO, BBTN, CPIN, DOID, MEDC, MIKA, dan MNCN.
Kemarin, IHSG (-2,00%) turun 121,64 poin ke level 5.948,57 dengan saham-saham properti (-3,45%) dan Aneka Industri (-3,07%) turun lebih dari tiga persen. Investor mendapat trigger negatif dari pelemahan mayoritas indeks ekuitas berjangka AS dan mayoritas indeks saham di Asia. Turunnya data indeks penjualan eceran YoY memberikan indikasi pemulihan ekonomi Indonesia yang masih jauh dari kata pulih.
Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup melemah. Indeks Nikkei (-0,77%), TOPIX (-0,25%), Hang Seng (-0,86%) dan CSI300 (-1,74%) ditutup turun mengiringi pelemahan indeks berjangka AS yang turun karena investor bersiap untuk membanjirnya laporan pendapatan kuartal I/2021 di tengah keraguan pemulihan ekonomi yang tidak merata.
Adapun, Eurostoxx (-0,36%), FTSE (-0,36%) dan DAX (-0,03%) turun membawa bursa ekuitas global mayoritas melemah. Saham-saham di sektor penjualan ritel dan perusahaan travel memimpin penurunan. Investor meragukan keampuhan vaksinasi di saat peningkatan kasus covid-19 yang terus meningkat. Selanjutnya investor akan menanti data perdagangan Tiongkok dan data pengangguran AS hingga produksi industri. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News