Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini diperkirakan bergerak cenderung terkonsolidasi mencoba bertahan setelah terkoreksi dalam pada perdagangan sebelumnya.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa pelemahan IHSG tepat mengonfirmasi pola head and shoulders dan melemah tertahan pada level support moving average 200 hari.
Dia menjelaskan, momentum bearish terlihat pada indikator Stochastic dan RSI serta pergerakan pada Indikator MACD yang mulai memasuki area negatif. IHSG saat ini akan menguji support Moving Average 200 hari yang tepat berada di level 5.988 sebagai konfirmasi arah pergerakan.
|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Tertekan, Cermati 11 Saham Ini
Menurutnya, apabila break out akan menjadikan signal pelemahan lanjutan hingga menguji support selanjutnya. “Sehingga diperkirakan IHSG bergerak cenderung terkonsolidasi mencoba bertahan di level support Moving Average 200 hari dengan support resistance 5.860-6.026.”
Kemarin, IHSG (-2,06%) terperosok cukup dalam 125,83 poin ke level 5.992.32 dengan pergerakan yang pesimistis sejak awal sesi perdagangan. Saham-saham di sektor indeks keuangan (-2,45%) dan Energy (-2,42%) memimpin pelemahan indeks sektoral. Investor mengambil langkah aman dari potensi capital outflow akibat komentar the fed mengenai masa depan stimulus pembelian aset yang akan berakhir lebih cepat meskipun Bank Indonesia optimistis tapering the Fed tidak akan sebesar pada tahun 2013.
Bank Indonesia mengambil langkah menahan suku bunga di level rendah saat ini untuk menjaga rupiah dari efek capital outflow yang mengancam. Pertumbuhan kredit yang masih belum cukup kuat sebesar 0,5% secara yoy menjadi trigger negatif investor ke depan terhadap dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang berkelanjutan.
|Baca juga: Aset Bank Sampoerna Tumbuh 8,5 persen di Semester I/2021
Leader: BUKA, DNET, CPIN, ISAT, BEBS dan Laggard: BBRI, ARTO, BMRI, DCII, EMTK.
Sementara itu, Bursa Asia potensi dibuka berhati-hati pada hari ini karena ketegangan virus delta, pelemahan komoditas, penguatan USD, dan prospek pengurangan stimulus the Fed akan membebani prospek ekonomi ke depan. Ketegangan virus delta memicu keraguan tentang vaksinasi yang sebelumnya menjadi senjata utama dukungan pembukaan kembali ekonomi global.
Indeks berjangka sedikit lebih tinggi di Jepang, Australia dan Hong Kong sedangkan indeks berjangka AS berfluktuasi memberikan signal pergerakan yang cenderung tertahan di akhir pekan. Dari dalam negeri investor mencermati potensi capital outflow yang mengancam akibat dari prospek pengurangan stimulus the Fed. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi bertahan cenderung melemah di akhir pekan. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News