1
1

Review Pasar: SBN dan Obligasi Korporasi Kompak Menguat

Ilustrasi surat berharga negara. | Foto: Freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama mencatat kinerja pasar Surat Berharga Negara (SBN) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,08% sepanjang pekan lalu. Seiring dengan itu, kinerja pasar Obligasi Korporasi tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,07%, dimana kelompok rating AA mencatatkan kenaikan paling tinggi sebesar 0,43%. 

Asing tercatat melakukan aksi net buy di pasar SBN domestik sebesar Rp4,03 triliun dalam sepekan per 30 Januari,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Bond Market Update dikutip, Senin, 3 Februari 2025.

Pada rapat FOMC The Fed di Januari memutuskan untuk menahan suku bunga acuan tetap di level 4,25%-4,50% sesuai dengan perkiraan konsensus. Dalam siaran pers, ketua The Fed mengutarakan pernyataan hawkish dimana The Fed tidak terburu-buru dalam melakukan pemangkasan suku bunga dan tetap akan menahan suku bunga sembari memantau perkembangan inflasi.

|Baca juga: REVIEW PASAR SURAT UTANG: SBN dan Obligasi Korporasi Kompak Menguat

Ketua The Fed juga mengakui tren penurunan inflasi berjalan lambat ke 2%, AS melaporkan data pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2024 yang melambat melebihi konsensus ke 2,3% vs 2,6% YoY dan kuartal sebelumnya di 3,1%.

Yield SBN benchmark tercatat bergerak mayoritas naik pada pekan lalu. Tercatat kelompok tenor 10 tahun (FR0103) mengalami kenaikan yield paling tinggi sebesar 13 bps, disusul kelompok tenor 20 tahun (FR0107) yang naik sebesar 12 bps, dan kelompok tenor 15 tahun (FR0106) yang naik sebesar 3 bps.

Sementara itu, kelompok tenor 5 tahun (FR0104) tercatat turun sebesar 12 bps. Yield obligasi pemerintah 10 tahun AS tercatat bergerak flat pada pekan lalu di level kisaran 4,5%. Sentimen negatif pasar obligasi berasal dari pernyataan Jerome Powell yang bernada hawkish, dimana mengindikasikan The Fed akan tetap menahan suku bunga di level saat ini dalam waktu yang lebih panjang.

|Baca juga: Surat Utang Negara, Bisa Jadi Opsi Investasi Anda

Meskipun demikian, rilis data ekonomi AS yang lebih buruk dari perkiraan membuat pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan 2 kali di tahun ini.

Total nilai transaksi di pasar SBN tercatat mengalami penurunan sebesar Rp76,23 triliun atau -63,29% pada pekan lalu. Tercatat kelompok tenor menengah (5-15 tahun) mencatatkan penurunan nilai transaksi paling besar sebanyak Rp52,85 triliun, disusul kelompok tenor panjang (> 15 tahun) yang turun sebesar Rp12,99 triliun, sementara kelompok tenor pendek (< 5 tahun) tercatat mengalami penurunan transaksi paling kecil sebesar Rp10,39 triliun.

Hasil lelang dari pasar SBSN pada pekan lalu tercatat mengalami kenaikan permintaan, dimana penawaran yang masuk sebesar Rp20,52 triliun atau naik dari lelang SBSN sebelumnya sebesar Rp14,06 triliun. Pada lelang kali ini, pemerintah memenangkan sebanyak Rp10 triliun.

Total nilai transaksi di pasar Obligasi Korporasi tercatat mengalami penurunan pada pekan lalu sebesar Rp1,99 triliun atau – 43,84%. Tercatat kelompok rating A mengalami penurunan nilai transaksi paling tinggi sebesar Rp1,48 triliun, disusul kelompok rating BBB yang turun sebesar Rp0,70 triliun, sementara kelompok rating AA tercatat naik sebesar Rp0,17 triliun, disusul kelompok rating AAA yang naik sebesar Rp0,02 triliun.

Indonesia melaporkan Nilai Investasi Langsung Asing (FDI) pada kuartal keempat yang mengalami lonjakan sebesar 33,3% yoy ke level tertinggi secara historis senilai Rp245,8 triliun dan naik dari kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 18,55%. Kenaikan masih disebabkan oleh industri mineral hilirisasi.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BNI Salurkan Kredit Investasi Rp978 Miliar kepada Anak Usaha WIFI
Next Post Ini Alasan Hanwha Life Akuisisi Nobu Bank (NOBU)

Member Login

or