Media Asuransi, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data sepekan perdagangan periode 7—11 Oktober 2024, terjadi peningkatan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,33% menjadi berada pada level 7.520,60 dari 7.496,09 pada pekan sebelumnya.
Kemudian, kenaikan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa sebesar 0,01% menjadi Rp12.532 triliun dari Rp12.531 triliun pada pekan sebelumnya. Sedangkan, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami penurunan sebesar 7,26% menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,27 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya.
Rata-rata volume transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami perubahan 8,5% menjadi 23,10 miliar lembar saham dari 25,25 miliar lembar saham pada minggu sebelumnya. Lalu, selama sepekan rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami penurunan sebesar 43,29% menjadi Rp11,07 triliun dari Rp19,53 triliun pada pekan sebelumnya.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
“Pergerakan investor asing hari ini (Jumat) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp88,85 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp43,31 triliun,” jelas Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 14 Oktober 2024.
Emisi Efek
Selama sepekan terdapat 2 pencatatan perdana saham, 2 obligasi, dan 11 waran terstruktur di pasar modal Indonesia. Pada Selasa (8/10), PT Master Print Tbk (PTMR) dan PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN) melakukan pencatatan saham perdananya masing-masing di Papan Pengembangan BEI.
PTMR merupakan perusahaan ke-36 yang tercatat di BEI pada tahun 2024, yang bergerak pada sektor Barang Baku dengan sub industri Wadah & Kemasan. Sedangkan VERN merupakan perusahaan ke-35 yang tercatat di BEI pada tahun 2024, yang bergerak pada sektor Barang Konsumen Non-Primer dengan sub industri Hiburan & Film.
|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham yang Patut Dicermati Biar Bisa Banjir Cuan!
Pada Rabu (9/10), Obligasi II BUMA Tahun 2024 oleh PT Bukit Makmur Mandiri Utama mulai dicatatkan di BEI. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Fitch Ratings Indonesia atas Obligasi Obligasi II BUMA adalah idA+ (Single A plus) dan A+(idn) (Single A plus) dengan Wali Amanat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Obligasi Berkelanjutan IV Bank Panin Tahap II Tahun 2024 oleh PT Bank Pan Indonesia Tbk mulai dicatatkan di BEI pada hari yang sama, Rabu (9/10). Obligasi tersebut dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp3.910.000.000.000,00 dan dengan tingkat bunga 7,25% per tahun, jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas Obligasi Berkelanjutan IV Bank Panin Tahap II Tahun 2024 adalah idAA (Double A) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
|Baca juga: 5 Tips Investasi Reksa Dana Saham saat IHSG Kurang Bergairah
Pada Jumat (11/10), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk mulai mencatatkan Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap IV Tahun 2024 Seri A, B, dan C dengan tingkat bunga masing-masing 6,45% (370 hari), 6,70% (36 bulan), dan 6,80% (60 bulan). Adapun hasil pemeringkatan dari Pefindo atas obligasi tersebut adalah idAAA (Triple A) dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai Wali Amanat pencatatannya.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 118 emisi dari 71 emiten senilai Rp108,90 triliun. Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 594 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp473,35 triliun dan US$76,80 juta, diterbitkan oleh 132 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 192 seri dengan nilai nominal Rp6.011,19 triliun dan US$502,10 juta. EBA sebanyak 9 emisi senilai Rp1,81 triliun.
Menutup pekan ini, pada Jumat (11/10), Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) menerbitkan 11 waran terstruktur terbaru. Saat ini, waran terstruktur yang diterbitkan oleh KISI mencakup total 30 saham underlying yang merupakan konstituen indeks IDX30. Daftar saham ini merupakan saham blue chip yang menjadi tolak ukur performa dari berbagai sektor, contohnya PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk sektor Banking, PT Adaro Energy Indonesia Tbk untuk sektor coal mining, dan PT Barito Pacific Tbk untuk sektor energi.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News