Media Asuransi, BALI – Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024. Kondisi ini dianggap oleh sebagian pihak sebagai tanda menurunnya daya beli masyarakat.
Namun, pemerintah mengaku deflasi ini merupakan bukti keberhasilan dalam menjaga kestabilan harga. Lantas bagaimana situasi ini akan berdampak terhadap industri asuransi di masa mendatang?
|Baca juga: RBC Anjlok, OJK Peringatkan Asuransi Jangan Lengah Kelola Risiko!
Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila mengatakan deflasi pasti akan memengaruhi perusahaan asuransi.
“Nah untuk deflasi ini memang pasti akan ada dampak kepada perusahaan asuransi. Karena memang biasanya perusahaan asuransi itu kan adalah kebutuhan ketiga, keempat gitu ya,” ujar Iwan, dalam konferensi pers yang berlangsung di sela-sela acara Indonesia Rendezvous ke-28 di Bali, Kamis, 10 Oktober 2024.
|Baca juga: Pendapatan Perusahaan Asuransi Jiwa Berpotensi Tergerus Akibat Ketidakpastian di Pasar Keuangan
|Baca juga: AAUI Beberkan ‘Amunisi’ untuk Industri Asuransi Tumbuh Signifikan
Menurut Iwan, perusahaan asuransi perlu mengatasi kondisi ini dengan inovasi dan strategi yang tepat. OJK juga terus mendorong pelaku industri asuransi untuk lebih mencermati situasi dan menciptakan produk baru yang dapat meningkatkan penetrasi pasar.
Dengan demikian, diharapkan industri asuransi tetap bisa tumbuh secara sehat di tengah kondisi deflasi. Lebih lanjut, Iwan menegaskan, OJK terus memantau laporan dari perusahaan asuransi untuk memastikan mereka dapat menyesuaikan diri dengan tantangan ekonomi saat ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
