Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama menyarankan investor untuk wait and see pada pekan ini melihat perdagangan diproyeksi cukup sepi menjelang pemilu. Pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN. Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang.
Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Senin, 12 Februari 2024, Tim Riset Infovesta menerangkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish terbatas sebesar -0,05% ke level 7.235,15 poin. Pemberat laju indeks ditekan oleh sektor barang baku dan teknologi. Sedangkan dari saham asing melakukan aksi net sell terbesar yakni GOTO (Rp15,5 miliar), FILM (Rp14,2 miliar), dan CPIN (Rp9,8 miliar).
Sentimen dari domestik rilis data PDB secara full year pada 2023 tumbuh 5,05% yoy di atas ekspektasi pelaku pasar sebesar 5,0% yoy. Sedangkan secara pertumbuhan pada Q4 2023, PDB tahunan tumbuh sebesar 5,04% yoy (vs 4,94% yoy Q3 2023). Penopang laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dipicu oleh investasi tumbuh meningkat sejalan dengan proyek strategi nasional yang masih berlangsung dan nilai ekspor yang menunjukan peningkatan pertumbuhan tercermin pada neraca perdagangan yang menunjukan peningkatan surplus.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini masih tetap tumbuh solid terutama ditopang oleh tingkat konsumsi pengeluaran rumah tangga. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,7% hingga 5,5% yoy pada 2024. Rilis data cadangan devisa (cadev) Indonesia pada Januari 2024 mengalami penurunan menjadi US$145,1 miliar (vs US$146,4 miliar pada Des 2023). Penurunan cadev dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo.
|Baca juga: Infovesta: Investor Bisa Koleksi Saham Perbankan dan Konsumer yang Undervalued
Sentimen dari global, rilis data PMI servis (act; 52,7 poin; prev; 52,9 poin) dan komposit (act; 52,5 poin; prev; 52,6 poin) China menunjukan perlambatan level ekspansi. Pertumbuhan ekspor yang melambat dan pelaku bisnis melakukan diskon dan promo lainnya di tengah persaingan yang meningkat membuat daya tawar yang tinggi dan menggerus harga barang.
Sentimen dari AS, rilis data S&P PMI Global komposit (act; 52,5 poin; prev; 50,9 poin) dan servis (act; 52,5 poin; prev; 50,5 poin) menunjukan peningkatan level ekspansi sejalan dengan peningkatan pesanan ekspor baru dan angka ketenagakerjaan yang meningkat. PMI merupakan leading indikator ekonomi yang mencerminkan tingkat optimisme industri masih tetap berlanjut ketika terjadi peningkatan level ekspansi. Hal ini memicu persepsi masyarakat yang tinggi melihat fundamental ekonomi AS yang masih solid.
Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Govt. Bond Index turun sebesar -0,04% ke level 10,173.48 poin. Sentimen dari domestik laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menunjukan peningkatan dan cadangan devisa masih tetap cukup memadai untuk melakukan pembayaran internasional, serta dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini sejalan dengan fokus Bank Indonesia yakni menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi domestik.
Sentimen dari global, rilis data klaim tunjangan pengangguran AS turun 9.000 menjadi 218.000 (2/2/2024). Angka ketenagakerjaan yang masih tergolong kuat memicu beragam ekspektasi terhadap kepastian waktu pemangkasan suku bunga FFR.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News