Media Asuransi – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure /capex) mencapai US$200-300 juta. Capex tersebut rencananya akan digunakan untuk membiayai pemeliharaan rutin dan pengembangan perusahaan. Hanya saja, penggunaan belanja modal akan dilaksanakan secara disiplin dengan memperhatikan perkembangan industri batu bara.
Sekretaris Perusahaan Adaro Energy, Mahardika Putranto mengatakan, perseroan tetap mengedepankan sikap kehati-hatian dan juga mengantisipasi ketidakpastian atas pemulihan ekonomi yang terjadi yang bakal berimbas pada perkembangan industri batu bara di tahun 2021 ini. Perseroan terus menerapkan efisiensi operasional dan memperkuat struktur permodalan di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemic Covid-19 yang masih berlanjut hingga saat ini.
“Kita akan melihat perkembangannya secara hati-hati, terutama yang berkaitan dengan industri batu bara. Sehingga kita juga perlu berhati-hati dalam mengalokasikan belanja modal tahun ini agar tetap memberikan dampak positif terhadap kinerja perseroan,” kata Mahardika dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu 17 Februari 2021.
Baca Juga:
- Rilis 4 Residensial dan Komersial, KIJA Target Marketing Sales Rp1,4 Triliun
- Generali Berikan Manfaat Isolasi Mandiri dan Pasca Vaksin
- NH Sekuritas: Sentimen Positif dari Penunjukan Direksi INA
- MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 17 Februari 2021
Menurut Mahardika, meski dilakukan secara hati-hati dalam penggunaannya, dengan capex tersebut, perseroan berharap dapat merealisasikan earning before taxes, depreciation and amortization (EBITDA) mencapai US$750-900 juta. Dengan pemeliharaan dan pengembangan yang dilakukan perseroan juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap produksi batu bara yang ditarget sebanyak 52-54 juta ton.
“Perseroan juga menargetkan nisbah kupas pada 2021 sebanyak 4,8x atau lebih tinggi dari pencapaian tahun 2020. Target ini mengikuti sekuens penambangan dan perusahaan harus mengupas lapisan penutup dengan volume yang lebih besar,” jelasnya.
Menilik dari kinerja tahun 2020, Adaro Energy berhasil mencatatkan total produksi batu bara sebesar 54,53 juta ton atau turun 6 persen dari realisasi tahun 2019. Volume penjualan batu bara perseroan juga turun 9 persen menjadi 54,14 juta ton, dibandingkan tahun lalu tahun 2019. Total pengupasan lapisan penutup pada 2020 mencapai 209,48 million bank cubic meter (mbcm) atau turun 23 persen dari 2019.
“Penurunan ini sejalan dengan panduan perusahaan untuk menurunkan nisbah kupas tahun tersebut,” ungkapnya.
Sepanjang tahun 2020, perseroan juga mencatatkan Nisbah kupas mencapai 3,84x atau di bawah panduan nisbah kupas yang ditetapkan sebesar 4,30x. menurutnya kinerja Nisbah Kupas disebabkan karena cuaca yang kurang baik di hampir sepanjang tahun 2020, dan hal tersebut merupakan tantangan bagi perusahaan untuk mencapai target nisbah kupasnya yang telah ditetapkan tersebut.
Dari sisi lainnya, Perseroan mencatatkan pasar utama penjualan batu bara perseroan di Indonesia dan Malaysia. Selain itu, perseroan juga mencatatkan adanya peningkatan permintaan dari Thailand dan Vietnam, karena adanya operasi pembangkit listrik baru. Selain negara di kawasan Asia Tenggara, permintaan datang dari negara di Asia Timur sebesar 25 persen, India sebanyak 13 persen dan Tiongkok sebesar 12 persen.
Arus kas yang solid membuat posisi keuangan tetap sehat dengan rasio utang bersih terhadap EBITDA operasional 12 bulan terakhir sebesar 0,29 kali, sedangkan rasio utang bersih terhadap ekuitas 0,07 kali. Hingga akhir September 2020, tingkat likuiditas Adaro Energy tetap tinggi sebesar US$1,67 miliar, yang terdiri dari US$1,18 miliar kas, US$151 juta investasi lainnya, dan US$ 326 juta dalam bentuk komitmen fasilitas pinjaman yang belum terpakai. Utang berbunga mencapai US$1,6 miliar, atau naik 23 persen secara tahunan. Nilai itu termasuk surat utang US$750 juta yang diterbitkan pada Oktober 2019.
Hingga kuartal III-2020, Adaro Energy menyerap belanja modal US$133 juta, atau turun 63 persen dibanding periode sama tahun lalu. “Belanja modal tahun 2020 terutama digunakan untuk membeli dan mengganti alat berat serta pengembangan PT Adaro Metcoal Companies (AMC). Perseroan terus mengalokasikan modal secara strategis dan selektif selama pandemi,” pungkasnya. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News