Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Wall Street berakhir beragam di akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu terjadi dengan pasar modal di Amerika Serikat (AS) dalam mode tunggu dan melihat menjelang rilis data inflasi AS minggu ini.
Mengutip The Business Times, Selasa, 13 Agustus 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,4 persen menjadi 39.357, sementara indeks S&P 500 berbasis luas datar di 5.344. Sedangkan Nasdaq Composite Index yang kaya teknologi naik 0,2 persen menjadi 16.780.
“Ini adalah salah satu dari hari-hari menunggu dan melihat. Volumenya tidak terlalu tinggi,” kata Steve Sosnick dari Interactive Brokers, sambil mencatat minggu depan akan sibuk.
|Baca juga: Sah! Dirut Bank Neo Commerce Lulus Fit and Proper Test OJK
Sedangkan Federal Reserve secara luas diperkirakan mulai menurunkan suku bunga pada pertemuannya di September, meskipun laporan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan pada awal bulan ini memicu kekhawatiran seputar kesehatan ekonomi AS.
Yen melemah
Di sisi lain, yen melemah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) dalam perdagangan pasar mata uang yang lebih tenang setelah pergerakan yang tidak stabil minggu lalu. Sementara investor mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga Fed bulan depan menjelang serangkaian data ekonomi AS.
Dolar AS diperdagangkan pada 147,55 yen, naik 0,7 persen, dan juga naik hampir 0,5 persen terhadap franc Swiss, pada 0,8694. Euro turun 0,1 persen menjadi US$1,0923, sementara indeks dolar AS datar pada 103,22. Sementara itu, sterling berhenti di US$1,2761.
|Baca juga: Asuransi Sinar Mas Bayar klaim Hole In One 2 hari kerja
Yen mencapai level terkuatnya sejak 2 Januari di 141,675 per dolar AS Senin lalu. Yen masih turun sekitar empat persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini. Analis JPMorgan merevisi perkiraan mereka untuk yen menjadi 144 per dolar AS pada kuartal kedua tahun depan, dan mengatakan itu menyiratkan yen akan menguat dalam beberapa bulan mendatang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News