Media Asuransi, JAKARTA– PT Bank Jabar Banten Syariah (bank bjb syariah) memimpin kolaborasi dengan 12 lembaga keuangan syariah lainnya dalam penandatanganan akad pembiayaan sindikasi syariah sebesar Rp3,24 triliun untuk mendukung pengembangan kapasitas produksi PT OKI Pulp & Paper Mills (OKI), bagian dari grup usaha Sinarmas Paper.
“Langkah ini tidak hanya mendukung pertumbuhan industri pengolahan manufaktur produksi bubur kertas dan kertas nasional tetapi juga menunjukkan kemampuan perbankan syariah dalam memberikan solusi pembiayaan yang kompetitif dan berkelanjutan,” kata Direktur Utama bank bjb syariah, Arief Setyahadi, dalam keterangan resminya, Jumat, 13 Desember 2024.
|Baca juga: Rencana Emisi Surat Utang Rp5 Triliun Bank BJB Diganjar Peringkat idAA
Pembiayaan ini ditujukan untuk refinancing aset-aset strategis produksi OKI, diantaranya mesin power boiler, turbine generator, dan fasilitas produksi kertas tissue. Dengan tenor 60 bulan dan total plafon sindikasi Rp3,24 triliun, pembiayaan ini akan berperan dalam peningkatan kapasitas produksi pulp dan kertas hingga enam juta ton per tahun dan tissue hingga 500 ribu ton per tahun pada 2025.
|Baca juga: Laba Bank BJB (BJBR) Turun 13,77% pada Kuartal III/2024
PT OKI Pulp & Paper Mills, yang berlokasi di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, merupakan salah satu produsen bubur kertas dan kertas terbesar di dunia. Dengan pembiayaan ini, OKI diharapkan dapat mempercepat pengembangan kapasitas produksi, meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, dan memperkuat prinsip keberlanjutan melalui penggunaan bahan baku dari Hutan Tanaman Industri (HTI).
Sebagai Mandated Lead Arranger & Bookrunner, bank bjb syariah memainkan peran sentral dalam menyusun struktur pembiayaan dan memimpin koordinasi antarbank peserta sindikasi. Hal ini menunjukkan kapabilitas bank bjb syariah dalam mengelola pembiayaan berskala besar yang mendukung sektor industri strategis. “Kami percaya, sinergi ini menjadi bukti nyata bahwa perbankan syariah mampu bersaing dan berkontribusi signifikan dalam perekonomian nasional,” tambah Arief.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News