Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AAA(idn)’ untuk PT Bank DBS Indonesia (DBSI) dan Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1+(idn)’ untuk pertama kalinya. Outlook Peringkat Nasional Jangka Panjang adalah Stabil.
“Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi paling rendah terhadap risiko gagal bayar dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 23 April 2024.
|Baca juga: Tingkatkan Keamanan Transaksi Digital Tanpa Ribet ala Bank DBS Indonesia
Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1’ menunjukkan kapasitas terkuat untuk pembayaran tepat waktu atas komitmen keuangan relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara yang sama. Berdasarkan skala Peringkat Nasional dari Fitch, peringkat ini ditetapkan terhadap risiko gagal bayar terendah dibandingkan dengan yang lain di negara atau serikat moneter yang sama. Untuk profil likuiditas yang tergolong kuat, “+” ditambahkan ke peringkat yang ditetapkan.
Peringkat Nasional PT Bank DBS Indonesia (DBSI) mencerminkan pandangan Fitch tentang kemungkinan besar adanya dukungan luar biasa dari induk perusahaan bank, DBS Bank Ltd ( AA-/Stabil/aa-), pada saat dibutuhkan. DBS memiliki kepemilikan 99% dari DBSI.
“Profil kredit DBSI yang didorong oleh dukungan lebih kuat dari profil kredit standalone menurut pandangan kami.”
Viability Rating (VR) dari DBS tujuh tingkat lebih tinggi dari skor operating environment Indonesia di ‘bb+’, yang membatasi profil kredit standalone DBSI dan membuat profile kredit standalone-nya tidak signifikan. Profil ini juga dipengaruhi oleh franchise lokal DBSI yang terbatas, tercermin dari pangsa pasarnya yang hanya sekitar 1% dari total aset per September 2023.
Peringkat Nasional DBSI terkait dengan VR dari DBS, karena Fitch memperkirakan bahwa dukungan potensial, jika diperlukan, kemungkinan besar akan berasal dari sumber internal induk perusahaan.
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Raih Laba Bersih Rp1,69 Triliun
DBS memiliki kemampuan yang kuat untuk mendukung DBSI, mengingat peringkat kredit yang sangat tinggi dan ukuran anak perusahaan yang kecil, dengan total aset dan ekuitas hanya sekitar 1,3% dari total aset grup dan 1,7% dari total ekuitas grup pada akhir tahun 2023. Namun, kemampuan DBSI untuk menggunakan dukungan dari induk perusahaan mungkin dibatasi oleh risiko transfer dan konversi, seperti yang tercermin dalam Country Ceiling ‘BBB’ dari Indonesia.
“Kami menilai DBS memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mendukung DBSI karena Indonesia adalah salah satu dari enam pasar yang telah diidentifikasi sebagai inti strateginya dan memiliki prospek bisnis jangka panjang yang positif bagi grup.”
Penilaian Fitch juga didukung oleh kerusakan reputasi besar pada induk perusahaan jika DBSI mengalami gagal bayar, terutama jika mempertimbangkan nama dan branding yang sama serta tingkat integrasi yang tinggi.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News