Media Asuransi, JAKARTA – PT BPR Intidana Sukses Makmur (BPR Intidana) mengambil langkah lebih konservatif dalam penyaluran kredit pada 2025 dengan menetapkan target pertumbuhan kredit maksimal hanya 15 persen.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi ekonomi usai pandemi covid-19 yang masih berdampak pada kualitas aset dan portofolio kredit.
Direktur Bisnis BPR Intidana Eddy Setiawan Hertanto menyatakan meskipun target pertumbuhan kredit biasanya mencapai 20 persen, namun tahun ini bank lebih berhati-hati dan selektif dalam memberikan pinjaman.
|Baca juga: Sri Mulyani Catat Pendapatan Negara Tembus Rp2.842,5 Triliun di 2024, Capai 101,4% dari Target!
|Baca juga: MPM Insurance Raup Cuan hingga September 2024, Hasil Investasi yang Kuat Jadi Kunci!
“Kita harus lebih selektif dan hati-hati dalam memilih debitur, karena kita harus memastikan kualitas portofolio kredit tetap terjaga,” ujar Eddy, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 16 Januari 2025.
Menurutnya, dalam situasi yang penuh ketidakpastian, terutama dengan penurunan harga properti dan adanya sektor-sektor yang terdampak, seperti kios di mal, membuat BPR Intidana juga mengurangi batasan Loan-to-Value (LTV).
Sebelumnya, BPR Intidana masih memberikan kredit dengan LTV hingga 70 persen, namun saat ini mereka memilih untuk lebih membatasi rasio tersebut guna mengurangi risiko. BPR Intidana kini fokus untuk menyelesaikan masalah pada aset-aset bermasalah akibat pandemi.
|Baca juga: Usai Kebakaran di Los Angeles, Pemilik Rumah Kini Hadapi Tantangan Klaim Asuransi!
|Baca juga: Bukalapak Tempatkan Mayoritas Sisa Dana IPO di Obligasi Pemerintah
Eddy menekankan pentingnya menjaga kualitas kredit dan memastikan portofolio bank tetap sehat. “Kami lebih mengutamakan penyelesaian masalah aset bermasalah daripada ekspansi agresif,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News