1

Pembiayaan Konsumer Bank Mega Syariah Cerah di Tengah Perlambatan Daya Beli

Ilustrasi. | Foto: Bank Mega Syariah

Media Asuransi, JAKARTA – Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah Raksa Jatnika Budi mengapresiasi langkah pemerintah dalam menstimulasi daya beli dan konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, Bank Mega Syariah terus berupaya berkontribusi terhadap perekonomian melalui penyaluran pembiayaan yang sehat, kompetitif, dan sesuai prinsip syariah.

“Kondisi menuntut industri perbankan untuk lebih adaptif dalam menghadapi dinamika pasar dengan menghadirkan produk yang lebih kompetitif dan sesuai kebutuhan nasabah. Selain itu, inovasi digital menjadi penting untuk memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan kenyamanan nasabah,” ujar Raksa, dikutip dari keterangannya, Selasa, 17 Juni 2025.

|Baca juga: Cetak Cuan di 2024, Paramita Bangun Sarana (PBSA) Tebar Dividen Tunai Rp165 Miliar

|Baca juga: SEOJK 7/2025 Wajibkan Bentuk MAB, AAUI: Saat Ini Hanya Sebagian yang Siap Memenuhi!

Saat ini, Raksa menambahkan, di tengah berbagai tantangan, Bank Mega Syariah mampu menjaga kinerjanya dengan baik. Salah satunya tercermin dari penyaluran pembiayaan konsumer yang berhasil tumbuh di atas pertumbuhan industri perbankan.

“Per Mei 2025, jumlah pembiayaan konsumer yang disalurkan Bank Mega Syariah tercatat lebih dari Rp482 miliar. Angka ini meningkat sekitar 37,3 persen dari total yang disalurkan pada Mei 2024,” tuturnya.

Indeks Penjualan Riil (IPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada Maret 2024. Angkanya turun dari 9,3 persen menjadi 5,5 persen secara tahunan. Hal ini mencerminkan tekanan dari daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Sinyal pelemahan daya beli juga tercermin pada kinerja industri perbankan, khususnya dalam penyaluran kredit konsumsi yang mengalami perlambatan. Per April 2025, kredit konsumsi perbankan tercatat tumbuh sebesar 9,5 persen, lebih rendah dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 10 persen.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menstimulasi daya beli dan mendorong perekonomian, mulai dari penurunan suku bunga oleh BI hingga pemberian bantuan sosial dari pemerintah.

|Baca juga: Klaim Asuransi Umum Naik 4,8%, Ada Lini Bisnis yang Pertumbuhan Klaimnya Double Digit

|Baca juga: AAUI Sebut Skema Co-Payment Bisa Tekan Klaim Asuransi, tapi Perlu Perbaikan Ekosistem

Di sisi lain, Bank Mega Syariah tengah fokus pada penguatan produk unggulan konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan (Flexi Mitra) untuk nasabah payroll. Penyaluran pembiayaan Flexi Mitra tercatat berkontribusi sebesar 16,44 persen dari total portofolio konsumer.

Pembiayaan Flexi Mitra terus ditingkatkan melalui penetrasi ke segmen nasabah dari perusahaan yang telah menjadi nasabah korporasi seperti anak usaha Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), ekosistem CT Corp, dan berbagai nasabah korporasi lainnya.

|Baca juga: Arief Widyawan Sidarto Diusulkan Jadi Dirut Amman Mineral (AMMN)

|Baca juga: Utang Luar Negeri Membengkak 8,2%, Tembus US$431,5 Miliar di April 2025

“Kami melihat peluang di bisnis Flexi Mitra yang sangat besar. Kontribusi Flexi Mitra diharapkan dapat terus bertumbuh. Karena berbasis payroll, Flexi Mitra juga memiliki risiko yang lebih rendah karena nasabah memiliki pendapatan tetap,” pungkas Raksa.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sebagian Besar Orang Indonesia di Mode Optimistis Hadapi Masa Depan
Next Post Bos PP Presisi (PPRE) Harap Program TJSL Bangun Generasi Unggul dan Sehat

Member Login

or