Media Asuransi, JAKARTA – Bagi pelaku UMKM di Indonesia, sertifikat halal merupakan hal penting untuk dimiliki. Namun, tak jarang dari mereka belum memilikinya. Pendapat ini salah satunya disampaikan Welly Kent Sent (31), pelaku usaha asal Pontianak, Kalimantan Barat.
Welly adalah pemilik Kaloci PTK, sebuah UMKM yang bergerak di sektor makanan. Kaloci PTK, sesuai namanya, menjual kaloci atau jajanan tradisional khas Pontianak yang mirip mochi dan terbuat dari tepung ketan. Menurut Welly, banyak pelaku UMKM belum memahami tata cara dan prosedur mengurus sertifikat halal. Padahal sesuai peraturan perundang-undangan, dokumen tersebut wajib dimiliki seluruh pelaku UMKM selambatnya Oktober 2026.
|Baca juga: BCA Gelar Sertifikasi Halal dan Pelatihan yang Diikuti 300 UMKM di Batam
Dia mengaku bersyukur ketika mengetahui keberadaan program pelatihan sertifikasi halal dari PT Bank Central Asia Tbk pada 2024 lalu. Saat itu, BCA membantu proses sertifikasi halal Kaloci PTK dan pelaku UMKM lainnya melalui program pelatihan sertifikasi halal. Kaloci PTK adalah 1 dari 2.000 pelaku UMKM yang mendapat sertifikat halal atas dukungan program Bakti BCA sepanjang 2024.
Tak seperti yang dibayangkan sebelumnya, Welly menyebut proses pengurusan sertifikat halal yang didampingi BCA berjalan secara cepat dan gratis. “Dari situ, dampak yang kami rasakan setelah produk kami ini sudah memiliki sertifikat halal adalah jadi lebih percaya diri,” kata Welly dalam keterangan resmi BCA yang dikutip Kamis, 28 Agustus 2025.
|Baca juga: Dorong Pertumbuhan UMKM, BCA Bidik Penerbitan 5.000 Sertifikat Halal di 2025
Dia mengandaikan pelaku UMKM yang belum bersertifikat halal ibarat mobil tanpa wiper. Sebenarnya dapat saja tetap menjajakan produknya ke pasar. Namun, dengan adanya “wiper” berupa sertifikat halal, usaha dan produk Kaloci PTK kini dapat terus dipasarkan tanpa takut diterpa “hujan dan badai”.
“Sertifikat halal bisa membantu kami melangkah lebih jauh di pasar masyarakat Indonesia, terutama ke teman-teman Muslim, sehingga produk kami bisa dirasakan dan dinikmati secara nyaman, tenang, oleh masyarakat,” ujarnya.
Berkat sertifikat halal yang dikantongi Kaloci PTK, Welly mengaku omzet usahanya melonjak. Pada akhir 2024, Welly mengaku ada peningkatan penjualan hingga 11 persen secara tahunan. Dia juga menyebut tak lagi harus berulang kali meyakinkan calon konsumennya ihwal kehalalan produk Kaloci PTK sejak mengantongi sertifikat halal.
|Baca juga: KEK Industri Halal Sidoarjo Incar Investasi Rp97,8 Triliun
“Kami jadi bisa lebih mudah menjual produk ke calon pembeli dari luar Pontianak. Program pelatihan sertifikasi halal dari BCA sangat membantu keberlangsungan bisnis keluarga kami,” ujarnya.
Keuntungan yang diperoleh lewat program sertifikasi halal BCA juga dirasakan Anita Vemilia (41), pengusaha cold pressed juice Tibumi dari Padang, Sumatera Barat. Saat memulai bisnis pertengahan 2023 lalu, Anita menyebut baru mendapatkan omzet Rp1 juta per bulan. Namun, sejak mengikuti program sertifikasi halal BCA pada Desember 2023 pendapatan yang diperolehnya melonjak 10 kali lipat.
|Baca juga: OJK Bidik 50% Perusahaan Asuransi Syariah Punya Produk untuk Industri Halal di 2027
Menurut Anita, BCA tak sekadar membantu dirinya mendapatkan sertifikat halal, tapi juga mengembangkan ide bisnis hingga urusan kemasan (packaging). Berkat ilmu baru yang diperolehnya, cold pressed juice Tibumi yang awalnya hanya dipasarkan dari mulut ke mulut kini mulai bisa dipasarkan di sejumlah warung dan minimarket lokal.
“Sekarang semenjak tampilannya cantik, (produk Tibumi) sudah masuk ke mana-mana. Alhamdulillah, sebulan omzet sudah lebih Rp10 juta,” kata Anita.
Anita dan Welly adalah dua dari ribuan pelaku UMKM yang telah terbantu mendapatkan sertifikat halal berkat program pelatihan yang rutin dilakukan BCA sejak 2023. BCA sudah memfasilitasi penerbitan 3.000 sertifikat halal di berbagai daerah hingga akhir 2024. Pada 2025, program pelatihan sertifikasi halal BCA berlanjut dan menargetkan fasilitasi penerbitan 2.000 sertifikat halal bagi UMKM.
Pelatihan sertifikasi halal terbaru diselenggarakan BCA awal Agustus lalu di Kota Batam, Kepulauan Riau. Sekitar 300 UMKM dari Kepulauan Riau dan sekitarnya yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ratusan pelaku usaha itu menerima pendampingan untuk memenuhi standar halal, dukungan penerbitan sertifikat halal gratis, serta pelatihan peningkatan kualitas produk dan pasar untuk memperkuat bisnis.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News