Media Asuransi, GLOBAL – Sektor asuransi non-jiwa Taiwan mencatat peningkatan signifikan dalam premi langsung yang ditulis (DPW) sebesar 11,4 persen secara tahunan pada Juli 2024. Pemulihan ini terjadi setelah kerugian besar yang dialami industri pada 2022 akibat pandemi.
Menurut laporan dari AM Best, sektor ini mengalami peningkatan dalam kekuatan modal, disiplin underwriting, dan profitabilitas operasional. Pada 2023, ekuitas pemegang saham lebih dari dua kali lipat, didorong oleh suntikan modal, pelepasan cadangan, dan pertumbuhan laba organik, meskipun modal masih di bawah tingkat sebelum pandemi.
|Baca juga: Hanya Tinggal Kenangan, Tupperware Kini Resmi Bangkrut Usai 7 Dekade Berjaya
|Baca juga: Jiwasraya dan Berdikari Insurance Kena Sanksi PKU dari OJK
Keuntungan operasional di sektor ini juga meningkat tajam, dengan laba sebelum pajak melonjak dua kali lipat dalam tujuh bulan pertama 2024. Peningkatan ini didorong oleh upaya perusahaan asuransi untuk memperkuat praktik underwriting dan meneruskan kenaikan biaya reasuransi kepada pemegang polis.
Sektor asuransi kendaraan bermotor sukarela, kebakaran komersial, dan teknik mencatat pertumbuhan kuat. Premi asuransi teknik melonjak 70 persen, terutama didorong oleh proyek ladang angin lepas pantai, meskipun sebagian besar risiko ini dialihkan ke reasuransi internasional.
Namun, perusahaan asuransi Taiwan masih menghadapi tantangan, termasuk hasil investasi yang rendah akibat suku bunga domestik yang rendah serta risiko bencana alam seperti gempa bumi dan topan.
|Baca juga: Harga Saham BTN (BBTN) dan BRI (BBRI) Terbang Usai BI Rate Turun?
|Baca juga: UUS Diminta Spin Off, AASI: Anggota Kami Sudah Mempersiapkan Diri!
Dilansir dari laman Insurance Asia, Senin, 23 September 2024, pada April 2024, gempa Hualien menyebabkan kerugian lebih dari $930 juta (TW$30 miliar), sementara Topan Gaemi pada Juli juga mengakibatkan kerugian signifikan.
Ke depan, sektor asuransi non-jiwa Taiwan akan menerapkan standar akuntansi IFRS 17 pada 2026, seiring dengan pembaruan rezim solvabilitas yang selaras dengan International Capital Standard 2.0.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News