1
1

Rekor Dow Jones dan S&P 500 Terhenti, Yen Tumbang

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 melemah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kedua acuan bursa saham Wall Street tersebut turun dari rekor di tengah periode yang menggembirakan bagi pasar menjelang data inflasi utama Amerika Serikat (AS).

Mengutip The Business Times, Kamis, 26 September 2024, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,7 persen menjadi 41.914,75, mengakhiri rentetan empat rekor berturut-turut. Indeks S&P 500 yang berbasis luas turun 0,2 persen menjadi 5.722,26, sementara Komposit Nasdaq yang kaya teknologi naik kurang dari 0,1 persen menjadi 18.082,21.

|Baca juga: Gelar Panel Diskusi BUSS ke-2, APPARINDO: Kapasitas Reasuransi Masih Bisa Ditingkatkan via Penggabungan!

|Baca juga: Akuisisi Lini Imaji Kreasi Ekosistem (FUTR) oleh Hexa Prima Nusantara Memasuki Babak Baru

Analis menggambarkan pasar siap untuk periode konsolidasi, yang berarti jeda atau kemunduran setelah melonjak setelah Federal Reserve memutuskan untuk memangkas suku bunga seminggu yang lalu. Kini investor menantikan pembacaan indeks harga konsumsi pribadi, penanda inflasi utama yang akan memengaruhi tindakan The Fed di masa mendatang.

“Ini merupakan perkembangan yang baik di sini. Saya pikir ada sedikit kekhawatiran menjelang angka inflasi yang akan kita terima pada Jumat,” kata Tom Cahill dari Ventura Wealth Management.

Yen melemah

Di sisi lain, yen melemah terhadap mata uang utama pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Sementara renminbi mencapai level terkuatnya dalam lebih dari setahun, karena paket stimulus agresif China dorongan terbaru untuk selera risiko.

Sementara itu, dolar AS stabil mendekati level terendah dalam 14 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, tetapi berhasil mendapatkan kembali sebagian kekuatannya terhadap yen yang sekarang sering bergejolak.

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kibarkan ‘Bendera Putih’, Ini Kata OJK!

|Baca juga: Menapaki Perjalanan Blibli Tiket Melayani Evolusi Kebutuhan Konsumen

Dolar menguat 0,78 persen menjadi 144,34 yen, sementara euro menguat 0,87 persen terhadap mata uang Jepang. Sterling dan dolar Australia masing-masing menguat lebih dari setengah poin persentase. Euro menguat 0,06 persen menjadi US$1,1187, bergerak kembali ke puncak 13 bulan di US$1,1201 yang dicapai pada bulan Agustus.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Indeks S&P 500 dan Dow Jones Menjauhi Puncak Rekor!
Next Post Allianz Syariah Sudah Spin Off, OJK Cabut Izin Unit Usaha Syariah

Member Login

or