Media Asuransi, GLOBAL – Pasar asuransi di Asia Pasifik (APAC) tetap stabil berkat kondisi ekonomi yang kokoh dan praktik manajemen risiko yang lebih kuat. Kondisi itu terutama terjadi di pasar yang sudah matang.
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?
|Baca juga: Kadin Kubu Arsjad Rasjid Melawan, Upaya Hukum dan Organisasi Dilakukan
Mengutip Insurance Asia, Kamis, 26 September 2024, laporan AM Best menyebutkan, meskipun penetrasi asuransi di pasar yang sedang berkembang lebih rendah, namun produk asuransi yang ditawarkan cenderung lebih sederhana dengan risiko klaim yang lebih kecil.
Walau aktivitas bencana alam meningkat, 87 persen unit peringkat di APAC memiliki prospek stabil pada akhir 2023, dengan Selandia Baru dan Singapura memimpin perbaikan prospek positif.
Laporan bertajuk ‘APAC Benchmarking: Positive Signs Whilst Navigating Climate and Geopolitical Uncertainty‘ mencatat adanya peningkatan peringkat Kinerja Kredit Jangka Panjang (ICR) sebanyak delapan unit, sementara empat unit mengalami penurunan.
Penurunan peringkat ini sebagian besar disebabkan oleh turunnya skor Rasio Kecukupan Modal (BCAR) Best dan melemahnya hasil operasional.
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kibarkan ‘Bendera Putih’, Ini Kata OJK!
|Baca juga: Wacana Subsidi BBM Dicabut, Asuransi Kendaraan Bakal ‘Kena Getah’?
Selama 2023, AM Best juga memberikan 10 peringkat baru di kawasan ini, dengan lebih dari 75 persen peringkat di APAC memiliki ICR Jangka Panjang ‘a-‘ atau lebih tinggi, di mana pasar matang berkinerja lebih baik dibandingkan dengan pasar yang sedang berkembang.
AM Best mencakup berbagai entitas di wilayah ini, termasuk perusahaan reasuransi, asuransi, mutual, captive, asuransi kredit dan kesehatan, operator takaful, serta klub perlindungan dan indemnitas (P&I).
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
