Media Asuransi, JAKARTA – Zurich Insurance Group (Zurich) dan Economist Impact telah menerbitkan penelitian baru yang membahas perubahan iklim di lingkungan perkotaan di seluruh dunia, dan memberikan pemahaman yang dapat ditindaklanjuti untuk membangun kota yang tangguh.
Dengan semakin sering dan parahnya peristiwa cuaca ekstrem, perkotaan menghadapi risiko yang signifikan terhadap lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Akan tetapi, berbagai perkotaan tersebut juga memiliki potensi untuk menerapkan solusi kreatif untuk adaptasi dan ketahanan iklim.
Global Head Zurich Resilience Solutions, Dirk De Nil, menyampaikan bahwa perkotaan berada di garis depan krisis perubahan iklim, tetapi mereka juga memiliki kekuatan untuk memimpin upaya dalam membangun ketahanan masyarakat. Untuk menavigasi tantangan terkait perubahan iklim secara efektif, perkotaan harus mengambil tindakan yang tegas dan kolaboratif.
|Baca juga: Perkuat Ketahanan Siber, Zurich Insurance Group Suntik Dana US$60 Juta untuk Cowbell
“Perusahaan asuransi dengan keahlian dan kemampuan mereka dalam menghadapi bencana alam dapat memainkan peran penting dalam mendukung daerah perkotaan, bisnis, dan masyarakat dalam mengembangkan strategi yang kuat untuk meningkatkan ketahanan mereka dan mengamankan masa depan yang berkelanjutan,” kata Dirk De Nil, dalam keterangan resmi, Selasa, 22 Oktober 2024.
Dia jelaskan bahwa laporan “Resilience from the ground up: assessing city-level approaches to climate risk and adaptation” didasarkan pada tinjauan pustaka, survei populasi umum, dan wawancara dengan 15 pakar iklim dari organisasi terkemuka, seperti World Economic Forum, International Labour Organization, dan UN-Habitat. Survei tersebut mengumpulkan pemahaman dari 5.000 penduduk di Amsterdam, Kairo, Cape Town, Dubai, Jakarta, Madrid, Mumbai, New York, São Paulo, dan Tokyo.
Temuan utama penelitian tersebut meliputi:
Kesiapan kota
Empat dari lima responden percaya bahwa kota mereka kurang siap menghadapi risiko terkait perubahan iklim, dengan kekhawatiran utama tentang gelombang panas, polusi udara, kekurangan air, dan banjir.
|Baca juga: Zurich dan Marsh McLennan Dorong Peningkatan Proteksi Risiko Siber
Pengelolaan air
Lebih dari 41 persen responden merasa infrastruktur pengelolaan air kota mereka berisiko, yang menegaskan kondisi mendesak untuk mengatasi tantangan perubahan iklim terkait air, seperti kekurangan air dan banjir.
Ketimpangan
Dampak perubahan iklim sangat bervariasi di antara jenis kelamin, usia, dan kelompok sosial ekonomi, yang secara tidak proporsional memengaruhi wanita, anak-anak, lansia, dan populasi rentan.
Tanggung jawab pemerintah
Mayoritas responden mengharapkan pemerintah nasional dan daerah untuk memimpin upaya adaptasi iklim, yang menyoroti perlunya tindakan terkoordinasi.
Tindakan perusahaan
Sementara itu, 28 persen responden percaya bahwa bisnis harus memimpin adaptasi iklim, 58% merasa perusahaan tidak melakukan cukup banyak hal.
Upaya individu
Hampir sepertiga responden merasa bertanggung jawab secara pribadi atas adaptasi iklim, dengan 95 persen telah mengambil atau merencanakan langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan. Akan tetapi, biaya yang tinggi, pengetahuan yang tidak memadai, dan kurangnya kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah merupakan hambatan yang signifikan.
|Baca juga: Gandeng Tesla, Zurich Fasilitasi Asuransi Kendaraan Listrik di Australia
Dirk De Nil juga menyampaikan, laporan tersebut menekankan bahwa membangun ketahanan iklim sangat penting bagi kota-kota yang menghadapi risiko perubahan iklim yang semakin meningkat. Hal ini memerlukan investasi pada infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim, integrasi antara langkahlangkah mitigasi dan adaptasi, serta kolaborasi lintas jabatan dan instansi pemerintah.
Selain itu, laporan tersebut juga menyoroti peran penting komunikasi yang transparan dan keterlibatan masyarakat untuk menumbuhkan rasa percaya dan memastikan bahwa proses-proses yang terlibat tersebut adil dan inklusif. Lebih jauh, keterlibatan sektor swasta, termasuk industri asuransi, dianggap penting.
Memanfaatkan inovasi, investasi, dan keahlian perusahaan swasta, dapat memungkinkan pemerintah untuk membantu mendorong pengembangan solusi perubahan iklim yang dapat diukur dan efektif di berbagai lingkungan perkotaan. Upaya proaktif dan terkoordinasi dari semua pemangku kepentingan –pemerintah, industri, dan masyarakat– sangat penting untuk membangun ketahanan iklim perkotaan dan mempersiapkan kota untuk berkembang di tengah meningkatnya risiko perubahan iklim.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News