Media Asuransi, JAKARTA – Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah Raksa Jatnika Budi mengatakan pendapatan yang meningkat membuat masyarakat memiliki kemampuan lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meningkatkan konsumsi, hingga memanfaatkan layanan keuangan.
“Termasuk menabung dan mengakses fasilitas pembiayaan,” kata Raksa, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 5 Desember 2024.
|Baca juga: Fauzi Arfan Jadi Presdir Manulife Syariah Indonesia
|Baca juga: Dikabarkan Jadi Dirut Marein (MREI), Robby Loho Mundur sebagai Preskom
Adapun pemerintah telah menetapkan kenaikan upah minimum sebesar 6,5 persen di 2025. Kenaikan ini berpotensi memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat. Raksa menyebutkan kenaikan upah minimum ini berpotensi meningkatkan permintaan terhadap produk pembiayaan perbankan.
“Dengan pendapatan yang lebih tinggi, masyarakat cenderung lebih percaya diri untuk membeli barang atau jasa yang membutuhkan pembiayaan, seperti rumah, kendaraan, atau kebutuhan lainnya,” ungkap Raksa.
Laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit konsumsi perbankan mencapai 10,8 persen secara tahun ke tahun (yoy) pada Oktober 2024, dengan total penyaluran sebesar Rp2.171,7 triliun. Angka ini meningkat dari September 2024 yang mencatat pertumbuhan 10,7 persen yoy sebesar Rp2.149,6 triliun.
|Baca juga: Robby Loho Jadi Dirut Marein (MREI), Sarkoro Handajani Jadi Preskom
|Baca juga: 2 Komisaris Lippo General Insurance (LPGI) Mengundurkan Diri
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan Kredit Multiguna, yang terus menunjukkan tren positif dalam mendukung kebutuhan konsumsi masyarakat.
Pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah juga mencatatkan kinerja positif. Pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah tumbuh 24,1 persen yoy mencapai lebih dari Rp421 miliar per November 2024. Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) menjadi penopang pertumbuhan pembiayaan konsumer dengan total Rp346 miliar atau tumbuh 23,8 persen yoy.
Sedangkan, Pembiayaan Tanpa Agunan (PTA) mencapai Rp74,9 miliar atau naik 25,6 persen yoy. Raksa menyampaikan Bank Mega Syariah fokus mengembangkan pembiayaan konsumer di 2024. Produk yang ditawarkan meliputi Flexi Home; Flexi Sejahtera; dan Flexi Mitra.
|Baca juga: Keseimbangan Likuiditas Jadi Tantangan Utama Bank Digital di 2025, Apa Solusinya?
|Baca juga: Bank Krom Catat DPK Tumbuh 15 Kali Lipat hingga Oktober 2024
“Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) masih menjadi penopang utama pembiayaan konsumer. Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan, Bank Mega Syariah akan fokus pada optimalisasi cross-selling produk-produk syariah yang relevan dengan kebutuhan nasabah, serta memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan strategis,” pungkas Raksa.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News