Media Asuransi, JAKARTA – Keseimbangan likuiditas digadang-gadang akan menjadi salah satu tantangan utama bagi industri perbankan di 2025. Hal itu termasuk bagi bank digital seperti PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI).
Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan mengungkapkan perang insentif dalam memperebutkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terjadi sepanjang 2024 akan terus berlanjut hingga tahun depan.
|Baca juga: Robby Loho Jadi Dirut Marein (MREI), Sarkoro Handajani Jadi Preskom
|Baca juga: 2 Komisaris Lippo General Insurance (LPGI) Mengundurkan Diri
Menurutnya, permasalahan likuiditas ini adalah isu mendesak yang harus segera ditangani dalam sistem ekonomi Indonesia. Selain itu, ia menyoroti peran instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang dianggap memperburuk kondisi tersebut.
“Likuiditas itu dilihat misalnya dari target SRBI dan surat lainnya yang naik sangat tinggi. Nanti efeknya ke mana? Efeknya itu ke likuiditas atau DPK,” ujar Anton, dalam diskusi terbatas di Jakarta, Selasa, 3 Desember 2024.
Anton menjelaskan salah satu strategi yang diterapkan Krom Bank adalah menyasar segmen generasi muda, yang ternyata memiliki minat besar untuk menabung. Ia mengaku cukup terkejut melihat banyaknya anak muda, khususnya Gen Z dan milenial, yang mulai memanfaatkan layanan Krom Bank meskipun fokus utama mereka memang pada segmen tersebut.
|Baca juga: Amatri Resources (Adaro Energy) Gunakan Kurs Rp15.888, Segini Nilai Dividen Tunainya
|Baca juga: AIA Group Tunjuk Bos Baru untuk Kawasan China, Korea Selatan, dan Vietnam
Dengan strategi yang terukur dan fokus pada keseimbangan likuiditas, Krom Bank optimistis dapat menghadapi tantangan di 2025 sekaligus mempertahankan daya saing di tengah perang DPK yang semakin sengit.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News