Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Technavio menunjukkan pasar asuransi Jepang diperkirakan tumbuh sebesar US$26 miliar antara 2023 hingga 2028. Kondisi itu dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 1,74 persen.
Pertumbuhan ini didorong oleh populasi Jepang yang semakin menua, yang meningkatkan permintaan untuk asuransi kesehatan dan perawatan jangka panjang. “Permintaan ini akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia penduduk,” sebut Technavio, dikutip dari Insurance Asia, Jumat, 13 Desember 2024
|Baca juga: Bos PLN Yakin Swasembada Energi Jadi Pendukung Pertumbuhan Ekonomi Capai 8%
|Baca juga: Asuransi Umum Australia Diramal Tetap Cuan di 2025, Ini Alasannya!
Pasar ini juga mendapat keuntungan dari integrasi solusi IT dan analitik yang memungkinkan penawaran yang lebih personal serta efisiensi operasional.
Investasi asing langsung berperan penting dalam memperluas segmen ini. Di sisi lain, sektor asuransi non-jiwa mendapat dukungan dari berbagai produk, seperti perlindungan perjalanan dan biaya medis, yang memenuhi kebutuhan pelanggan spesifik.
Meski prospek pasar positif, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah meningkatnya ancaman kejahatan siber, seiring adopsi teknologi canggih seperti AI dan pembelajaran mesin oleh industri asuransi.
Selain itu, persaingan dari perusahaan asuransi digital semakin ketat. Untuk tetap kompetitif, perusahaan asuransi Jepang memprioritaskan keamanan siber, transformasi digital, dan inovasi yang berfokus pada pelanggan.
|Baca juga: Adhi Karya (ADHI) dan Jaya Konstruksi (JKON) Disomasi Karena Telat Bayar Subkontraktor
|Baca juga: Penembakan CEO UnitedHealth Picu Saham Perusahaan Asuransi Besar Anjlok
Secara keseluruhan, meski ada tantangan, pasar asuransi Jepang tetap menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan hingga 2028.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News