Media Asuransi, GLOBAL – Sektor reasuransi global diprediksi tetap stabil dan menguntungkan hingga 2025. Laporan S&P Global Ratings menyebutkan stabilitas ini didukung oleh keuntungan operasional yang kuat, kapitalisasi yang solid, serta harga reasuransi yang menguntungkan.
Analis S&P Global Ratings Taoufik Gharib menyatakan perusahaan reasuransi diperkirakan mampu memenuhi biaya modal mereka sepanjang 2024 hingga 2025. “Keuntungan ini didorong oleh pendapatan investasi yang kuat serta disiplin dalam penjaminan risiko,” ungkapnya, dikutip dari Insurance Asia, Senin, 3 Februari 2025.
|Baca juga: Dirut Hermina Tambah Kepemilikan Saham di HEAL
|Baca juga: Respons Putusan MK tentang Pembatalan Polis, OJK Minta Industri Asuransi Perbaiki 3 Aspek Ini
Kapitalisasi industri reasuransi tetap berada pada tingkat yang tinggi dengan tingkat kepercayaan 99,99 persen pada akhir 2023. Kondisi ini diperkirakan tetap stabil sepanjang 2024, memberikan perlindungan terhadap potensi tekanan keuangan.
Keuntungan sektor ini juga ditopang oleh harga reasuransi yang menguntungkan, terutama dalam lini bisnis berisiko rendah seperti asuransi jangka pendek. Hal ini mendorong profitabilitas dan memperkuat posisi keuangan perusahaan reasuransi global.
Namun, ada sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi kinerja industri, termasuk peningkatan kerugian akibat bencana alam yang dipicu oleh inflasi, urbanisasi, dan perubahan iklim. Selain itu, inflasi ekonomi dan sosial, terutama dalam lini asuransi tanggung gugat di Amerika Serikat, juga menjadi perhatian utama.
“Laju pasar keuangan yang tidak stabil, risiko geopolitik, serta tingginya biaya modal juga menjadi hambatan bagi sektor reasuransi,” ucapnya.
|Baca juga: Media Asuransi Gelar Webinar POJK 20/2023
|Baca juga: Asuransi Kredit Disebut Tawarkan Cuan Menggiurkan, OJK: Asal Risiko Dikelola Lebih Baik!
Meski menghadapi tantangan, namun sektor reasuransi mencatat kinerja positif pada 2023 dengan rasio gabungan sebesar 91,5 persen, jauh lebih baik dibandingkan dengan rata-rata empat tahun sebelumnya yang mencapai 99,5 persen.
Tren ini terus berlanjut pada awal 2024, dengan perusahaan yang menerapkan standar akuntansi GAAP dan IFRS 17 melaporkan rasio gabungan di kisaran 90-an.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News