1
1

Kesehatan dan Kekuatan Finansial Berperan Penting untuk Jamin Operasional Bank Berkelanjutan

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Kesehatan dan kekuatan finansial sebuah bank sangat penting untuk menjamin operasional yang berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai indikator keuangan yang menggambarkan kinerja sebuah bank.

Financial Planning and Accounting Division Head Bank Mega Syariah Hasrul Abdurahman mengatakan beberapa faktor yang menjadi tolok ukur kesuksesan finansial sebuah bank di antaranya adalah perolehan laba serta keseimbangan antara aset, modal, dan kualitas portofolio pembiayaan yang dimiliki.

|Baca juga: Kronologi Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Jadi Tersangka Kasus Korupsi Jiwasraya

|Baca juga: Penyakit Kritis di RI Tinggi, OJK Pastikan Perusahaan Asuransi Terapkan Tata Kelola yang Baik

Selain itu, tambahnya, penting juga untuk memantau rasio likuiditas seperti Financing to Deposit Ratio (FDR) yang menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan mendukung pembiayaan yang berkelanjutan.

“Bank Mega Syariah terus berupaya meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat manajemen risiko, serta memastikan adanya inovasi produk dan layanan yang mampu menarik minat nasabah, baik di sektor ritel maupun korporasi,” kata Hasrul, di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2025.

“Hal ini menjadi kunci penting dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas finansial, serta mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan,” tambah Hasrul, saat memberikan materi di workshop membaca neraca keuangan bank syariah di Menara Mega Syariah.

Hasrul menambahkan laba sebagai salah satu tolok ukur kesuksesan finansial bank dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti fungsi intermediary yang berjalan dengan optimal sehingga meningkatkan pendapatan operasional dari margin pembiayaan serta Fee Based Income (FBI).

Selain itu, efisiensi biaya dalam pengelolaan operasional juga berperan penting, karena pengeluaran yang terkendali dapat meningkatkan margin laba dan mendukung pertumbuhan laba secara berkelanjutan.

Guna menjaga fungsi intermediary terjaga baik, Bank Mega Syariah menerapkan strategi yang berfokus pada pertumbuhan pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan memastikan kualitas aset yang baik, memperkuat analisis risiko sebelum menyalurkan pembiayaan, serta memperluas basis nasabah melalui produk dan layanan yang kompetitif.

Diversifikasi portofolio pembiayaan juga menjadi strategi penting untuk mengurangi risiko konsentrasi di sektor tertentu, sehingga bank dapat lebih resilien terhadap perubahan kondisi ekonomi.

|Baca juga: Saham Emiten Asuransi Bervariasi Usai Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka Kasus Jiwasraya

|Baca juga: Begini Nasib Saham Telkom (TLKM) Usai Komisarisnya Jadi Tersangka di Jiwasraya

Di satu sisi, Bank Mega Syariah terus berupaya meningkatkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan menawarkan produk tabungan yang menarik dan memberikan nilai tambah bagi nasabah. Dengan strategi ini, diharapkan financing to deposit ratio terjaga pada level sehat, memungkinkan bank untuk terus menyalurkan pembiayaan tanpa mengorbankan likuiditas.

“Di 2024, Bank Mega Syariah mampu meningkatkan penyaluran pembiayaan hingga lebih dari 10 persen dibandingkan dengan 2023, sedangkan untuk DPK mampu tumbuh 2,82 persen. Ini membuat rasio FDR cukup baik di posisi 77,08 persen,” kata Hasrul.

Dengan kemampuan dalam mengelola pembiayaan dan investasi, serta mengembangkan aset baru, bank dapat menjaga pertumbuhan aset. Bank yang mampu meningkatkan asetnya menunjukkan kapasitas untuk memperluas jangkauan bisnis dan memperbesar daya saing di pasar.

Ia menjelaskan salah satu indikator utama dalam mengukur efektivitas pengelolaan aset adalah Return On Asset (ROA), yang menunjukkan seberapa efisien bank dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki. Peningkatan ROA mencerminkan strategi pengelolaan aset yang optimal, yang akhirnya berkontribusi terhadap kinerja keuangan yang lebih solid dan berkelanjutan.

Di 2024, Bank Mega Syariah mencatatkan peningkatan aset hingga 10,15 persen dari posisi 2023 Sejalan dengan pertumbuhan aset, posisi ROA juga tercatat lebih baik dari 1,96 persen di 2023 menjadi 2,04 persen di 2024.

“Ini menandakan efisiensi pengelolaan aset yang semakin baik. Peningkatan ini juga mencerminkan strategi optimal dalam penyaluran pembiayaan dan investasi yang memberikan imbal hasil positif, sekaligus menjaga kualitas aset agar tetap sehat,” pungkas Hasrul.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Allianz Partners Tunjuk Dominic Gantner Jadi Direktur Pelaksana di GSEA
Next Post Allianz Life dan HSBC Indonesia Perkenalkan Premier Plan Assurance

Member Login

or