Media Asuransi, JAKARTA – Populix mengungkapkan dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu, tahun ini masyarakat akan lebih selektif dalam berbelanja. Hal itu terlihat dari adanya penurunan minat beli secara signifikan pada berbagai produk sekunder, khususnya produk fesyen, perabot rumah tangga, dan barang elektronik.
Meskipun secara prioritas tidak terdampak signifikan, namun sebagian masyarakat akan mengurangi kualitas produk makanan dan minuman untuk mempertahankan kuantitasnya. Temuan ini diungkapkan dalam laporan terbaru Populix, ‘Perilaku Belanja di Bulan Ramadan 2025‘, yang didapatkan melalui survei kepada 1.100 orang yang hampir 90 persennya beragama Islam.
|Baca juga: Menkeu: Penempatan DHE SDA di Perbankan Indonesia Lampaui Batas 30%
|Baca juga: Profil Brian Yuliarto, Guru Besar ITB yang Jadi Mendiktisaintek Baru Kabinet Prabowo
Menurut hasil survei Populix, meskipun secara urutan prioritas masih sama, namun terjadi penurunan yang cukup signifikan pada minat beli kebutuhan sekunder. Misalnya, kendati tetap menjadi prioritas kedua, minat masyarakat untuk membeli produk pakaian dan barang-barang fesyen mengalami penurunan dari 78 persen menjadi 55 persen saja.
Tak hanya itu, penyusutan volume bahkan hingga kurang dari setengah terjadi di produk sekunder lain. Seperti perabot rumah tangga yang menyusut dari 28 persen ke 11 persen, dan barang elektronik dari 16 persen ke tujuh persen. Meski prioritasnya paling kecil, publik juga ditengarai akan mengurangi pembelian properti berupa tanah dan bangunan secara signifikan.
Vice President of Research Populix Indah Tanip menjelaskan di Ramadan tahun ini, mayoritas masyarakat tidak segan-segan untuk menunda pembelian barang non-esensial, khususnya barang elektronik atau produk mewah lainnya.
“Bahkan untuk makanan yang secara persentase prioritasnya sedikit berkurang, apabila diteliti ternyata juga turut terdampak dari segi kualitas,” kata Indah, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 20 Februari 2025.
Saat ditanya Populix antara memilih makanan dan minuman dengan harga ‘lebih murah meski kualitas standar’ atau ‘lebih mahal dengan kualitas lebih tinggi’, sebanyak 42 persen responden menyatakan keputusan ini bergantung pada kebutuhan.
Namun, 33 persen responden cenderung memilih harga yang lebih murah dengan kualitas standar. Responden laki-laki cenderung lebih memprioritaskan kuantitas, sedangkan responden perempuan cenderung menimbang kebutuhan sebelum membeli.
|Baca juga: Bos OJK Beberkan Jurus Jitu untuk Tingkatkan Kualitas Emiten yang Mau IPO
|Baca juga: Reshuffle Kabinet, Berikut Daftar Lengkap Menteri dan Pejabat Negara Baru yang Dilantik Prabowo
Penurunan juga ditemukan saat Populix bertanya tentang pengurangan pembelian makanan & minuman tidak esensial selama Ramadan. Meskipun, lebih dari separuh menyatakan akan sedikit mengurangi pembelian, namun sekitar 33 persen responden mengaku akan mengurangi secara signifikan.
“Populix melihat perilaku konsumsi yang lebih selektif ini disebabkan oleh meningkatnya kewaspadaan untuk menghindari overspending selama Ramadan. Padahal sebenarnya mayoritas masyarakat tidak akan terlalu mengutak-atik anggaran belanja mereka tahun ini,” ucapnya.
“Hal ini perlu menjadi catatan bagi para pengusaha, khususnya produsen dan ritel, untuk menyesuaikan strategi pemasaran agar tetap bisa menarik pembeli di bulan Ramadan nanti,” pungkas Indah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News