1
1

Kamu Wajib Tahu, Begini 4 Poin Perbedaan Saham dan Reksa Dana!

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Bagi banyak orang yang baru mulai berinvestasi, memahami perbedaan reksa dana dan saham merupakan langkah awal yang sangat penting. Keduanya sama-sama populer sebagai produk investasi, tetapi memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal pengelolaan dana, potensi keuntungan, proses pencairan dana, dan tingkat risiko.

Melansir Bank SMBC Indonesia, Minggu, 15 Juni 2025, berikut empat poin perbedaan dari saham dan reksa dana:

1. Pengelolaan dana

Dalam reksa dana, dana investasi kamu akan dikelola oleh manajer investasi profesional. Manajer investasi bertanggung jawab untuk memilih dan mengelola portofolio investasi yang terdiri dari berbagai aset, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.

|Baca juga: Michellina Laksmi Triwardhany Jadi Wadirut SMBC Indonesia

|Baca juga: BI Rate Turun, AAUI: Belum Berdampak Langsung ke Penjualan Asuransi Properti

Sebagai investor, kamu tidak perlu terlibat langsung dalam pengambilan keputusan investasi. Manajer investasi akan melakukan analisis pasar, memilih aset yang sesuai, dan melakukan penyesuaian portofolio jika diperlukan. Dengan kata lain, reksa dana adalah pilihan yang lebih pasif di mana kamu bisa mempercayakan dana kepada ahli untuk dikelola.

Di sisi lain, ketika berinvestasi dalam saham, kamu akan membeli kepemilikan langsung atas perusahaan-perusahaan tertentu. Ini berarti kamu harus melakukan riset dan analisis sendiri untuk memilih saham yang ingin kamu beli.

Kamu juga perlu memantau pergerakan harga saham secara aktif dan membuat keputusan kapan harus membeli atau menjual saham tersebut. Intinya investasi saham memerlukan keterlibatan yang lebih aktif dan pengetahuan lebih mendalam tentang pasar keuangan.

2. Potensi keuntungan

Potensi keuntungan dari reksa dana cenderung lebih stabil, tetapi biasanya lebih rendah dibandingkan dengan saham. Hal ini karena portofolio reksa dana umumnya terdiri dari berbagai jenis aset yang dirancang untuk menyeimbangkan risiko.

Keuntungan dari reksa dana berasal dari kenaikan nilai aset yang dikelola oleh manajer investasi serta pendapatan bunga atau dividen dari aset-aset tersebut. Karena adanya diversifikasi, risiko kerugian juga lebih tersebar sehingga potensi keuntungannya tidak setinggi saham individu.

|Baca juga: Respons WSKT saat Waskita Karya Dapat Panggilan Sidang PKPU

|Baca juga: Citi Tunjuk Benny Aroeman Jadi Head of Markets untuk Indonesia

Investasi saham menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi, tetapi dengan risiko lebih besar. Nilai saham dapat mengalami fluktuasi yang signifikan dalam jangka pendek sehingga kamu berpotensi mendapatkan keuntungan lebih besar dalam waktu singkat jika harga saham naik tajam.

Namun, potensi kerugian juga besar jika harga saham turun. Keuntungan dari saham terutama berasal dari capital gain atau selisih harga jual dan beli dan dividen yang dibagikan oleh perusahaan jika perusahaan tersebut mencetak keuntungan.

3. Proses pencairan dana

Proses pencairan dana dalam reksa dana relatif lebih lama ketimbang saham. Ketika ingin mencairkan investasi reksa dana, kamu harus menjual unit penyertaan reksa dana tersebut kepada manajer investasi.

Proses ini bisa memakan waktu beberapa hari kerja, tergantung pada jenis reksa dana dan kebijakan manajer investasi. Selain itu, ada kemungkinan dikenakan biaya penjualan atau redemption fee berdasarkan kebijakan reksa dana yang kamu miliki.

Sebaliknya, proses pencairan dana dalam investasi saham cenderung lebih cepat. Kamu bisa menjual saham yang kamu miliki kapan saja selama jam perdagangan bursa. Setelah transaksi penjualan saham selesai, dana hasil penjualan biasanya akan masuk ke rekening dalam waktu dua hingga tiga hari kerja.

Fleksibilitas ini membuat saham lebih likuid daripada reksa dana sehingga kamu bisa mendapatkan dana lebih cepat jika diperlukan.

4. Tingkat risiko

Risiko dalam reksa dana umumnya lebih rendah dibandingkan dengan saham individu. Ini karena reksa dana memiliki portofolio yang terdiversifikasi. Itu artinya dana kamu diinvestasikan dalam berbagai jenis aset.

Diversifikasi ini membantu mengurangi risiko kerugian besar akibat penurunan harga satu aset tertentu. Meskipun demikian, risiko reksa dana juga bervariasi tergantung pada jenis reksa dana yang kamu pilih. Misalnya reksa dana pasar uang memiliki risiko rendah, sedangkan reksa dana saham berisiko lebih tinggi.

|Baca juga: Sosok Michellina Laksmi Triwardhany, Eks Bos Prudential yang Jadi Wadirut SMBC Indonesia

|Baca juga: Muhammad Ichsan Resmi sebagai Direktur Utama Tap Insure

Investasi saham memiliki tingkat risiko lebih tinggi karena volatilitas harga yang lebih besar. Harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kinerja perusahaan, kondisi ekonomi, dan sentimen pasar.

Jika berinvestasi dalam saham individu, seluruh investasi kamu tergantung pada kinerja perusahaan tersebut. Di sisi lain, ketika perusahaan mengalami kerugian atau harga sahamnya turun tajam, kamu bisa kehilangan sebagian besar atau bahkan seluruh investasi kamu.

Oleh karena itu, investasi saham lebih cocok untuk investor yang memiliki toleransi risiko tinggi dan bersedia menghadapi fluktuasi harga yang tajam.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BNI Dukung UMKM Naik Kelas
Next Post Mau Cuan Maksimal? Berikut 8 Alasan Inovasi Wajib Jadi Nafas Setiap Bisnis!

Member Login

or