1
1

Taspen Dorong Edukasi Digital Tekan Penipuan yang Kian Marak

Ilustrasi. | Foto: Taspen

Media Asuransi, JAKARTA – PT Taspen (Persero) kembali mengingatkan terkait modus penipuan yang mengatasnamakan Taspen. Penipuan ini diingatkan kembali kepada seluruh peserta Taspen, utamanya pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pejabat negara.

Melansir keterangan resmi Taspen, Rabu, 16 Juli 2025, Taspen telah menerima laporan terkait upaya penipuan yang menyasar data pribadi hingga membobol rekening peserta. Beberapa modus yang terpantau saat ini berpotensi sangat merugikan peserta.

|Baca juga: OJK Terus Pelototi Akseleran dalam Upaya Penyelesaian Pendanaan Bermasalah

|Baca juga: OJK Pelototi 6 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi yang Bermasalah, Masuk Pengawasan Khusus?

Sebagai contoh, modus yang berhasil terpantau ialah penyaluran pensiun hanya melalui Kantor Pos. Pasalnya, informasi berikut adalah tidak benar. Saat ini, Taspen bekerja sama dengan 44 mitra bayar yang terdiri dari 43 perbankan dan satu Kantor Pos.

Seluruh mitra bayar ini dipilih secara selektif untuk memberikan layanan terbaik dan setara bagi seluruh penerima manfaat. Selain itu, dengan jaringan yang luas dan sistem layanan yang andal, peserta Taspen memiliki keleluasaan untuk memilih mitra bayar sesuai kebutuhan dan kenyamanan masing-masing.

Penipuan lainnya yakni modus verifikasi dan pembaruan data peserta. Dengan cara ini, penipu akan menghubungi peserta dengan mengaku sebagai karyawan Taspen dan meminta peserta melakukan pembaruan data pribadi.

Cara ini biasanya, pelaku akan menyertakan tautan digital yang dikirimkan melalui WhatsApp, SMS, atau saluran komunikasi lain. Jika diklik, tautan tersebut dapat mengarahkan peserta ke situs palsu yang menyerupai tampilan aplikasi resmi Taspen dan merekam data pribadi seperti nomor rekening, NIP, NIK, hingga PIN atau OTP.

|Baca juga: Pembiayaan Kendaraan Multifinance Tembus Rp408 Triliun, Mobil Bekas Jadi Primadona!

Modus lainnya, yakni peserta dijanjikan akan mendapatkan kenaikan gaji pensiun, bonus tahunan, atau pembagian dividen dari Taspen. Pelaku akan membangun narasi yang meyakinkan dan mendesak peserta untuk mengakses tautan tertentu sebagai syarat pencairan dana.

Faktanya, tautan tersebut adalah bagian dari upaya peretasan dan dapat menyebabkan kehilangan dana dari rekening bank. Cara lainnya, penipu juga menggunakan dokumen palsu yang dirancang menyerupai surat resmi dari Taspen. Surat-surat ini umumnya mencantumkan logo perusahaan, kop surat, tanda tangan, barcode, serta gaya bahasa yang dibuat meyakinkan.

Dokumen ini kerap disertai perintah kepada peserta untuk mengikuti instruksi tertentu, disertai ancaman penghentian manfaat jika tidak ditindaklanjuti, dan cara terakhir yakni penipuan dengan modus pengembalian dana.

Direktur Utama Taspen Rony Hanityo Aprianto menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kasus penipuan digital yang mengatasnamakan Taspen yang menyasar peserta terutama pensiunan yang rentan secara digital.

|Baca juga: Saham Allo Bank (BBHI) Tiba-tiba Melejit, Begini Penjelasan Manajemen

|Baca juga: Saham GOTO Ngos-ngosan Usai Kantor Digeledah Kejagung Terkait Kasus Korupsi Chromebook Rp9,9 Triliun

“Kami memahami peserta, khususnya para pensiunan, sangat rentan terhadap praktik penipuan digital. Untuk itu, Taspen secara proaktif memperkuat sistem keamanan, mengembangkan layanan berbasis teknologi yang aman, dan mendorong edukasi digital sebagai bagian dari perlindungan menyeluruh terhadap hak-hak peserta,” pungkas Rony.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Antam (ANTM) Bagikan 100% Laba Bersih 2024 sebagai Dividen
Next Post Chandra Asri Group Ciptakan Lapangan Kerja Baru Lewat Layanan Shared Service Center

Member Login

or