1
1

Bank Resona Perdania Diganjar Peringkat AAA Outlook Stabil

Bank Resona Perdania merupakan bank joint venture pertama di Indonesia. | Foto: perdania.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bank Resona Perdania (BRP) di ‘AAA(idn)’. Outlook dari peringkat tersebut adalah Stabil.

Peringkat Nasional ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. “Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi paling rendah terhadap risiko gagal bayar dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 21 Juli 2025.

Peringkat Nasional Jangka Panjang BRP dikaitkan dengan profil kredit pemegang saham pengendali utama, Resona Bank, Limited (Resona) dari Jepang, yang mencerminkan pandangan kami bahwa setiap dukungan luar biasa, jika diperlukan, akan berasal dari pemegang saham pengendali utama ke BRP.

|Baca juga: Bank Jakarta Siap Dukung Persija Arungi Super Liga 2025-2026

Kami memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia akan tetap terjaga pada 4,8% di tahun 2025 dan 4,7% di tahun 2026, meskipun terdapat risiko penurunan akibat ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian kebijakan domestik.”

Eksposur ekspor Indonesia ke AS relatif rendah, namun dapat terjadi efek lanjutan yang berdampak pada peluang pertumbuhan di sektor perbankan. Meskipun demikian, Fitch memperkirakan pertumbuhan kredit sistem perbankan mendekati 10% dan margin pinjaman hanya akan tertekan secara moderat setelah penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 75 basis poin menjadi 5,25%.

Profil risiko BRP dipengaruhi oleh eksposur yang besar pada segmen korporasi yang relatif lebih kecil, yang cenderung memiliki risiko kredit lebih tinggi, serta konsentrasi yang tinggi. Rasio Loan at Risk (LaR) BRP tercatat di sebesar 12% pada akhir Desember 2024, yang merupakan salah satu yang tertinggi di antara para pesaing dan mengindikasikan potensi tekanan terhadap kualitas aset.

|Baca juga: Penyaluran Kredit Perbankan Kembali Tidak Bergairah di Juni 2025

“Namun, kami memperkirakan bahwa cadangan kerugian pinjaman sebesar sekitar 260% dari NPL per Desember 2024 seharusnya dapat memberikan penyangga yang memadai terhadap risiko penurunan nilai.”

BRP kembali mencatatkan laba pada tahun 2024, namun kekuatan pendapatannya masih berada di bawah bank-bank sejenis dengan ukuran yang sama.

Laba operasional terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko meningkat menjadi 2,0% pada tahun 2024, dari -2,3% pada tahun 2023, tetapi Fitch memperkirakan rasio ini akan menurun secara moderat dalam jangka pendek seiring dengan peningkatan porsi kredit korporasi berimbal hasil lebih rendah dalam portofolio pinjaman bank, yang dapat memberikan tekanan pada margin bunga bersihnya.

Rasio Modal Inti Utama (CET1) BRP sebesar 15,7% pada Maret 2025 berada di bawah rata-rata perbankan sejenis maupun rata-rata sistem. Namun, modal inti BRP didukung oleh cadangan Modal Inti Tambahan (AT1) yang besar dari Resona, sehingga rasio kecukupan modal Inti (Tier-1) meningkat menjadi 37,3%.

“Peningkatan profitabilitas diharapkan dapat mendukung pembentukan modal internal, namun kami memproyeksikan permodalan akan tetap stabil dalam 12–18 bulan ke depan seiring percepatan pertumbuhan kredit dan dimulainya kembali pembayaran dividen oleh bank.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 6 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Masuk Pengawasan Khusus, Pengamat Beberkan Biang Kerok yang Wajib Dibenahi!
Next Post 6 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus, Pengamat: Harus Dibenahi dari Jenis Penyakitnya!

Member Login

or