Media Asuransi, GLOBAL – Allianz Trade memperkirakan kebangkrutan bisnis di Asia akan meningkat sebesar tiga persen pada 2024. Jika China dikecualikan maka kenaikan bisa mencapai delapan persen.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Jumat, 18 Oktober 2024, secara global, kebangkrutan bisnis diproyeksikan naik 11 persen pada tahun depan, setelah meningkat tujuh persen pada 2023.
|Baca juga: Jajaran Direksi & Komisaris dari 87 Anak Usaha NETV Resign Buntut Akuisisi MD Entertainment (FILM)
|Baca juga: KB Bank (BBKP) Akan Terbitkan Global Bond US$300 Juta
Di tengah tren kenaikan ini, beberapa negara seperti India, Taiwan, Afrika Selatan, dan Turki justru diperkirakan mengalami penurunan jumlah kebangkrutan. Turki mencatat penurunan tertajam sebesar 43 persen.
Namun, pengecualian ini hanya berdampak kecil terhadap tren kebangkrutan global karena kontribusi ekonomi negara-negara tersebut relatif kecil terhadap PDB global.
Amerika Utara diprediksi mengalami peningkatan kebangkrutan tertinggi secara global, yaitu 32 persen secara tahunan, diikuti oleh Eropa Barat sebesar 14 persen, Amerika Latin 11 persen, dan Eropa Tengah, serta Timur sebesar delapan persen.
|Baca juga: Survei Literasi Asuransi 2024 Media Asuransi: Asuransi Semakin Diminati Generasi Muda
|Baca juga: Mau Ketiban Rezeki di Akhir Pekan Ini? Coba Cek 4 Ramuan Saham MNC Sekuritas Berikut!
Allianz Trade menyebutkan dua per tiga negara kemungkinan melampaui tingkat kebangkrutan pra-pandemi, terutama di Inggris dan Prancis. Indeks Kebangkrutan Global diperkirakan berakhir pada 2024 dengan peningkatan 10–15 persen dibandingkan dengan rata-rata 2016–2019, meski masih 11 persen di bawah tingkat yang tercatat selama Krisis Keuangan Global.
Lonjakan ini disebabkan oleh tumpukan kasus kebangkrutan yang tertunda akibat bantuan pandemi dan krisis energi.
Sektor konstruksi, ritel, dan jasa menjadi yang paling terdampak dengan peningkatan kebangkrutan terbesar. Di Eropa Barat, kebangkrutan perusahaan besar dengan omzet di atas US$54,46 juta (EUR50 juta) mencapai rekor tertinggi pada kuartal kedua 2024.
|Baca juga: Perkuat Bisnis dengan GCG, Jasindo Tumbuh Positif di 2024
|Baca juga: Industri Asuransi Didorong Terapkan Praktik Ramah Lingkungan, Buat Apa?
Melihat ke depan, Allianz Trade memproyeksikan kebangkrutan akan naik dua persen lagi pada 2025. Penyebabnya termasuk pertumbuhan ekonomi yang melambat, ketegangan geopolitik yang berkepanjangan, serta penundaan pelonggaran kondisi pembiayaan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News