Media Asuransi, GLOBAL – Laporan AM Best menyebutkan return atau imbal hasil yang disesuaikan dengan risiko di sektor reasuransi mencapai titik tertinggi selama tiga dekade. Akan tetapi, sektor ini mengalami situasi dan kondisi yang sulit.
“Pasar yang sulit ini berbeda dari pasar sebelumnya, dan kelas reasuransi baru belum terwujud dengan kurangnya minat investor untuk mendukung perusahaan rintisan non-life,” jelas laporan AM Best, dikutip dari laman Reinsurance News, Selasa, 9 Juli 2024.
Di masa lalu, peristiwa berskala besar seperti Badai Andrew pada 1992, serangan 11 September 2001, dan tiga badai pada 2005, menyebabkan sekelompok reasuradur baru memasuki pasar karena peristiwa-peristiwa tersebut menghabiskan modal yang ada dan mendorong kenaikan suku bunga, pada saat minat investor meningkat.
Setelah bertahun-tahun aktivitas bencana alam yang tidak berbahaya, kerugian dalam bidang bencana properti telah meningkat sejak 2017. Hal itu telah mendorong kenaikan harga reasuransi dan mengarah pada peningkatan syarat dan ketentuan untuk reasuradur.
|Baca juga: 8 Asuransi dan Reasuransi dalam Pengawasan Khusus OJK
Sepanjang 2023, hard market terus melanda pasar, dan harga serta syarat dan ketentuan terus membaik, meskipun dengan laju yang melambat, hingga pertengahan 2024 pembaruan reasuransi.
Menurut AM Best, segmen reasuransi menghasilkan imbal hasil yang disesuaikan dengan risiko yang belum pernah dialami sejak 1993, tetapi terlepas dari prevalensi kondisi pasar yang sulit yang ada saat ini yang muncul ketika kelas-kelas baru sebelumnya muncul, kelas reasuransi baru masih belum terbentuk di pasar yang sulit saat ini.
Associate Director AM Best Dan Hofmeister mengatakan kelas reasuradur pemula biasanya dengan cepat terbentuk untuk memanfaatkan gangguan dalam keseimbangan permintaan-penawaran reasuransi. Banyak dari formasi reasuransi baru ini bergabung atau diakuisisi ketika siklus pasar kembali ke fase siklus yang lunak.
Lembaga pemeringkat tersebut mencatat pasar yang sulit ini berbeda dengan pasar sebelumnya karena bukan merupakan hasil dari satu peristiwa besar, melainkan akumulasi dari serangkaian peristiwa properti, yang menyebabkan kerugian underwriting dan peristiwa pendapatan bagi sebagian besar pelaku pasar.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News