Media Asuransi, JAKARTA – Maraknya kasus peretasan data di Indonesia membuat banyak perusahaan, terutama yang bergerak di sektor asuransi, semakin waspada dalam menjaga keamanan data nasabah. Hal ini juga disadari oleh Asuransi Kitabisa yang tengah mengambil langkah-langkah strategis untuk melindungi informasi pribadi para nasabahnya.
|Baca juga: Siasat Asuransi KitaBisa Keruk Cuan dari Potensi Besar Bisnis Asuransi Syariah di Indonesia
|Baca juga: CIMB Niaga Syariah Gelar Haya Festival 2024, Dukung Ekosistem Syariah untuk Semua
CEO Asuransi Kitabisa Bryan Silfanus mengungkapkan pihaknya segera mengambil tindakan preventif dengan memperkuat sistem keamanan melalui penerapan standar internasional. “Ini memang isu yang harus kita jaga. Kami langsung mengambil langkah dengan melakukan sertifikasi ISO,” ujar Bryan, kepada Media Asuransi, di Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2024.
Bryan menambahkan keamanan data menjadi prioritas utama perusahaan. Untuk itu, tambahnya, Asuransi Kitabisa telah membangun tim engineering yang solid, bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan transparansi data.
|Baca juga: Reconnecting Dinner Awali Acara 28th Indonesia Rendezvous 2024
|Baca juga: Curi Perhatian Dunia, AAUI Harap Indonesia Rendezvous 2024 Dorong Industri Asuransi Tumbuh Berkelanjutan
“Kami memiliki ekosistem teknologi yang kuat, dan tim engineering kami bekerja keras untuk memastikan keamanan data nasabah tetap terjaga. Kami terus berupaya melakukan banyak hal untuk melindungi informasi nasabah,” jelasnya.
Langkah-langkah yang dilakukan Asuransi Kitabisa ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam menghadapi risiko peretasan yang semakin meningkat. Dengan sertifikasi ISO dan teknologi yang terus diperbarui, Asuransi Kitabisa optimistis bisa memberikan perlindungan maksimal terhadap data nasabah.
|Baca juga: Mengenal Sosok Edy Tuhirman yang Pamit dari CEO Generali Indonesia
|Baca juga: Penurunan Tajam RBC Berpotensi Jadi Biang Kerok Terjadinya Risiko Sistemik di Industri Asuransi?
Sebagai informasi, Asuransi Kitabisa bergabung dengan sejumlah perusahaan yang telah menerapkan standar keamanan data internasional untuk menjaga integritas dan privasi informasi sensitif dari ancaman siber.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News