1
1

Penurunan Tajam RBC Berpotensi Jadi Biang Kerok Terjadinya Risiko Sistemik di Industri Asuransi?

Ketua Umum KUPASI Wahyudin Rahman. | Foto: Dokumen pribadi Wahyudin Rahman.

Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI) Wahyudin Rahman memberikan perhatian serius terhadap penurunan tajam yang dialami oleh beberapa perusahaan asuransi di Tanah Air terkait rasio kecukupan modal atau Risk Based Capital (RBC).

|Baca juga: Edy Tuhirman Mundur dari Generali Indonesia, Ada Apa?

Menurut eksekutif asuransi ini, penurunan RBC tersebut mencerminkan adanya pengelolaan risiko yang kurang efektif di dalam industri asuransi.

|Baca juga: 12 UUS Asuransi Serahkan Bisnis Syariah, Pengamat: Bagus, Mereka Tahu Kapasitas!

|Baca juga: OJK Terus Awasi Secara Intensif 8 Asuransi dan Reasuransi yang Bermasalah

“Faktor-faktor seperti salah kelola investasi, peningkatan klaim yang tidak diantisipasi, atau ketidaksesuaian antara aset dan liabilitas menjadi penyebab utama dari penurunan ini,” ungkapnya, kepada Media Asuransi, Selasa, 8 Oktober 2024.

Wahyudin menambahkan jika penurunan RBC tidak segera diatasi maka ada risiko sistemik yang dapat berdampak luas terhadap industri asuransi. Meskipun tidak semua perusahaan asuransi mengalami penurunan yang sama, namun kegagalan satu atau dua perusahaan besar dapat menimbulkan ketidakstabilan yang signifikan.

Hal tersebut menjadi peringatan bagi seluruh pemangku kepentingan di industri asuransi untuk lebih waspada dan melakukan evaluasi serta pengelolaan risiko yang lebih baik demi menjaga stabilitas sektor ini ke depannya.

|Baca juga: Media Sosial adalah Kunci bagi Peritel untuk Menarik Konsumen Gen Z dan Gen Alpha

|Baca juga: 5 Cara Ampuh Pertebal Dompet dengan Investasi di Reksa Dana, Mau?

Sebelumnya, Fitch Ratings menyatakan, rasio modal berbasis risiko atau RBC Mega Insurance yang berbasis di Indonesia turun menjadi 233 persen pada akhir Juni 2024, dari 309 persen pada akhir 2022. Masih kata Fitch Rating, PT Asuransi Asei Indonesia (Asei) mencatat RBC turun menjadi 208 persen pada akhir Juni 2024. Padahal di akhir 2023 masih di angka 265 persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Wall Street Tumbang, Dolar AS Nyaris Capai Level Tertinggi
Next Post Harga Minyak Dunia Melonjak, Kemilau Emas Global Tergerus

Member Login

or