Media Asuransi, GLOBAL – Pasar asuransi perlindungan penghasilan atau income protection insurance global diprediksi tembus US$56,3 miliar pada 2033. Angka ini naik dari US$44,44 miliar di 2025 dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar tiga persen mulai tahun depan.
Berdasarkan laporan Market Data Forecast, yang dilansir dari Insurance Asia, Senin, 14 April 2025, wilayah Asia Pasifik bakal memimpin pertumbuhan pasar ini. Faktor pendorongnya antara lain perkembangan teknologi, meningkatnya kelas menengah, serta makin gencarnya inisiatif pemerintah di sektor asuransi.
|Baca juga: Hasil Investasi Asuransi Jiwa Diramal Terdampak IHSG yang Membara, Tergerus Signifikan?
|Baca juga: Diversifikasi dan Rebalancing Portofolio Berkala Wajib Jadi Pegangan Asuransi Jiwa Hadapi Tarif AS
Wilayah ini juga disebut bakal mendapat keuntungan dari sistem pembiayaan yang stabil dan kebijakan pemerintah yang mendukung. Meski demikian, pasar secara global sempat mengalami kontraksi. Premi bisnis baru tercatat turun 10,1 persen dan jumlah kontrak menurun 1,7 persen.
Asuransi perlindungan penghasilan sendiri dirancang untuk memberikan hingga 85 persen dari penghasilan sebelum pajak, jika nasabah mengalami kecacatan sebagian atau total dan tidak mampu bekerja. Besaran manfaat biasanya mengacu pada penghasilan dalam 12 bulan terakhir sebelum jatuh sakit atau cedera.
Minat masyarakat terhadap produk ini meningkat usai pandemi covid-19. Kesadaran finansial yang tumbuh, serta kekhawatiran terhadap potensi kehilangan pendapatan saat sakit atau tidak bisa bekerja, menjadi pemicu utama naiknya permintaan.
|Baca juga: Bank Mega (MEGA) Bagi Dividen Tunai 2024 sebesar Rp1,05 Triliun
|Baca juga: Survei: Warga Singapura Bidik Miliki Kebebasan Finansial di Usia 40 Tahun
Di Eropa, pertumbuhan pasar juga terdongkrak oleh tingginya tingkat disabilitas yang terjadi akibat bertambahnya usia tenaga kerja. Kondisi ini membuat asuransi perlindungan penghasilan jadi kebutuhan yang semakin relevan di masa depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News