Media Asuransi, GLOBAL – Allianz mengimbau pemilik bisnis untuk melakukan peninjauan ulang polisnya atau mendapatkan polis baru. Hal ini perlu dilakukan di tengah meningkatnya kerugian akibat gangguan bisnis terkait Strikes, Riots, and Civil Commotion (SRCC) atau pemogokan, kerusuhan, dan huru-hara.
Mengutip Insurance Asia, Senin, 14 April 2024, kerugian yang diasuransikan dari peristiwa SRCC seperti yang terjadi di Chili dan Afrika Selatan telah melebihi US$10 miliar selama dekade terakhir.
|Baca juga: Berikut Klarifikasi Allianz Indonesia terkait Isu PHK Sepihak
|Baca juga: RUPST 2025 Permata Bank (BNLI) Setujui Tebar Dividen Rp1,08 Triliun
Menurut Allianz Commercial kerusuhan sipil telah menjadi masalah kekerasan politik yang paling mengkhawatirkan bagi para pelaku bisnis di Asia. Diketahui, kawasan Asia Pasifik mencatat hampir 40 ribu protes dan kerusuhan pada 2024 tertinggi di dunia.
Hal tersebut didorong oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, persepsi otoritarianisme, tantangan ekonomi, dan kesenjangan sosial. India, Pakistan, Korea Selatan, Iran, Indonesia, Jepang, dan Bangladesh termasuk di antara 20 negara teratas dalam hal frekuensi protes dan kerusuhan.
Lebih spesifik, peristiwa-peristiwa termasuk kerusuhan komunal di India, demonstrasi yang dipimpin oleh mahasiswa di Bangladesh dan Indonesia, protes anti perang, dan kerusuhan yang berhubungan dengan darurat militer di Korea Selatan.
|Baca juga: Meningkat 17%, BCA Life Raih Laba Rp92,47 Miliar di 2024
|Baca juga: Trump Tunda Tarif Resiprokal ke Puluhan Negara Selama 90 Hari, Kecuali China
Allianz Risk Barometer 2025 menemukan, risiko politik dan kekerasan berada di peringkat 10 besar kekhawatiran global selama tiga tahun berturut-turut. Kemudian, kerusuhan sipil diidentifikasi sebagai risiko kekerasan politik teratas, lebih dari 50 persen responden.
Sehingga, bisnis di Asia secara global semakin terpapar pada gangguan operasional, dan material. Tercatat, pada 2024 lebih dari 80 ribu insiden terkait protes tercatat di 20 negara teratas di dunia, dengan India sebagai salah satu yang tertinggi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

