Media Asuransi, GLOBAL – Direktur WTW Omar Al-Shahery mengungkapkan asuransi siber dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menghindari kemunduran keuangan yang parah akibat insiden siber seperti yang dialami CrowdStrike baru-baru ini.
Usai CrowdStrike memperbarui solusi Falcon Endpoint Detection and Response (EDR), jutaan komputer mengalami Blue Screen of Death (BSOD).
|Baca: Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 22,78% di Kuartal II/2024
“Dengan perencanaan tepat dan kesiapan untuk kejadian siber berisiko tinggi serta pemahaman tentang kewajiban Anda dan bagaimana insiden siber dapat berinteraksi dengan cakupan asuransi Anda, Anda akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghindari kemunduran keuangan yang parah,” ucapnya, dikutip dari laman Asia Insurance, Rabu, 31 Juli 2024.
Gangguan yang terjadi menyebabkan dampak bisnis yang meluas, memengaruhi ratusan perusahaan, bandara, rumah sakit, dan layanan penting lainnya secara global. Meski CrowdStrike menegaskan tidak ada niat jahat dan merespons cepat, dampaknya tetap signifikan. Bayangkan dampak dari insiden siber global yang disebabkan oleh niat jahat tanpa perbaikan cepat.
Waktu henti operasional
Waktu henti operasional dari insiden seperti CrowdStrike melampaui kehilangan pendapatan langsung dan memengaruhi berbagai kewajiban. Misalnya, maskapai penerbangan dan rumah sakit yang terdampak oleh insiden ini menghadapi kewajiban finansial dan hukum yang substansial karena gangguan layanan.
Analisis kuantitatif yang akurat tentang potensi kompromi rantai pasokan yang dapat diasuransikan sangat penting bagi bisnis yang sangat bergantung pada kontinuitas operasional. Memahami kewajiban dan bagaimana insiden siber dapat berinteraksi dengan cakupan asuransi Anda dapat membantu menghindari kemunduran keuangan yang parah.
Mengurangi dampak kejadian siber di masa depan memerlukan pemahaman menyeluruh tentang skenario ancaman siber yang mungkin terjadi. Banyak organisasi sudah mulai mengkuantifikasi skenario risiko siber untuk mengenali titik rentan potensial dan mengantisipasi ancaman tertentu.
Jika organisasi Anda mengandalkan solusi pihak ketiga, mengkuantifikasi risiko gangguan siber pihak ketiga secara teliti sangat penting. Hal ini melibatkan identifikasi dan kuantifikasi skenario risiko siber yang relevan menggunakan aktuaria dan ilmu data, akuntansi forensik, intelijen ancaman siber, dan data klaim asuransi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News