Media Asuransi, GLOBAL – Chief Strategy Officer Etiqa Insurance & Takaful Chris Eng mengungkapkan solusi dari penggunaan alat penilaian risiko yang didukung kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) ialah penerapan strategis dan tata kelola yang jelas.
Lebih dari 70 persen perusahaan asuransi menggunakan alat penilaian risiko oleh AI. “Cara utama kami memanfaatkan AI adalah dengan mengevaluasi apakah ada potensi penipuan atau tidak. Saya rasa risiko terkait pelanggaran privasi dan AI cukup minim,” ujar chris, dikutip dari Insurance Asia, Senin, 21 April 2025.
|Baca juga: Bank DKI Salurkan KJP Tahap I/2025 untuk Penerima Baru kepada 43.502 Siswa
|Baca juga: Zurich Berkolaborasi dengan Indosat Hadirkan Asuransi Layar Retak Ponsel
Selain untuk mendeteksi penipuan, lanjutnya, AI juga digunakan untuk mempersonalisasi interaksi dengan pelanggan tanpa harus bergantung pada data pribadi yang sensitif. Cara yang dapat digunakan adalah dalam hal menilai dan mempersonalisasi interaksi nasabah yang didasari pada perilaku nasabah, bukan informasi pribadi nasabah.
Ia menyebutkan AI digunakan untuk mengurai data tersebut. “Jadi sekali lagi, kami melihat risiko pelanggaran privasi atau gangguan terhadap masalah privasi dari sudut pandang tersebut cukup minim,” ucapnya.
Bagi Etiqa, tambahnya, tujuannya adalah menggunakan AI dengan cara terbaik guna mendapatkan hasil yang tepat, tanpa memberikan terlalu banyak informasi pribadi pelanggan yang berisiko. Untuk mempertahankan sentuhan manusia, Etiqa mengintegrasikan AI ke dalam model penasihat yang dipimpin oleh manusia, bukan menggantikannya.
|Baca juga: Kapitalisasi Pasar BEI Naik Rp425 Triliun Saat Net Sell Asing Rp13,69 Triliun
|Baca juga: Transaksi Nontunai KJP Plus Lewat EDC Bank DKI Dipastikan Tetap Lancar
Ini termasuk agen dan perantara bank, yang dilengkapi dengan alat bantu AI untuk memberikan rekomendasi yang tepat waktu dan terinformasi. Hal itu dilakukan untuk melihat informasi nasabah, transaksi masa lalu nasabah dengan, dan memberikan rekomendasi menggunakan AI. Pada akhirnya hal ini akan disampaikan langsung oleh agen.
“Jadi sentuhan manusia akan tetap ada, tetapi dengan cara tertentu yang ditingkatkan dengan menggunakan AI,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News