Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings memperkirakan pasar reasuransi di Asia terus menunjukkan kondisi pasar yang sulit pada tahun 2023 – kenaikan suku bunga dan persyaratan perpanjangan yang lebih ketat – untuk mengimbangi dampak kenaikan klaim yang disebabkan oleh inflasi, perubahan iklim, dan volatilitas pasar keuangan.
Dalam laporan terbarunya, Fitch menyatakan tingkat retrosesi juga meningkat seiring dengan terbatasnya kapasitas, sehingga perusahaan reasuransi kemungkinan besar akan memperbesar retensinya dan harus mengubah selera risikonya.
|Baca juga: Ketegangan Global dan Inflasi Berdampak pada Pasar Reasuransi Kelautan dan Energi
Fitch Ratings melihat perbaikan dalam pemilihan risiko, termasuk diversifikasi portofolio, penyesuaian harga, dan penyesuaian persyaratan sebagai pendorong utama untuk mempertahankan margin.
Persyaratan Modal yang Lebih Ketat Beberapa regulator di kawasan Asia-Pasifik (APAC) terus memperkuat persyaratan peraturan modal mereka untuk perusahaan reasuransi. “Hal ini akan mendorong perusahaan reasuransi untuk membangun kapitalisasi yang lebih kuat, dan akan membantu industri agar tidak terlalu rentan terhadap perubahan ekonomi dan iklim.”
Metrik kapitalisasi dan leverage untuk perusahaan reasuransi yang diperingkat Fitch di APAC tetap sepadan dengan peringkat mereka. Desakan untuk Meningkatkan Analisis Data Perusahaan-perusahaan reasuransi harus mengoptimalkan risiko portofolio ketika mereka menilai kembali selera risiko mereka untuk menghadapi ketidakpastian di tengah kerugian akibat cuaca yang lebih tinggi dan kondisi ekonomi yang bergejolak. Hal ini mencakup pertimbangan atas pengalaman kerugian historis, potensi dampak bencana alam dan perubahan iklim, praktik penjaminan emisi, serta struktur perjanjian.
Oleh karena itu, Fitch melihat peningkatan analisis data sebagai hal yang penting bagi perusahaan reasuransi untuk memahami potensi dampak risiko portofolio mereka untuk mengoptimalkan penetapan harga premi.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News