Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi Korea Selatan diperkirakan mencapai US$191,2 miliar pada 2029 atau tumbuh dengan laju tahunan gabungan (CAGR) sebesar 3,4 persen dari US$167,1 miliar pada 2025. Hal ini diungkapkan dalam laporan terbaru oleh GlobalData.
Pada 2024, industri asuransi Korea Selatan diperkirakan tumbuh sebesar 1,2 persen, didorong oleh perubahan demografi dan meningkatnya permintaan terhadap produk asuransi kesehatan serta pensiun.
|Baca juga: Lima Direksi Tugu Insurance Kompak Borong Saham TUGU
|Baca juga: Dikabarkan Jadi Dirut Marein (MREI), Robby Loho Mundur sebagai Preskom
Analis Asuransi GlobalData Sneha Verma menjelaskan meskipun pasar mengalami kontraksi sebesar 7,5 persen pada 2023 akibat pertumbuhan ekonomi yang lesu, namun pasar diperkirakan pulih pada 2024 seiring dengan pemulihan ekonomi dan meningkatnya jumlah populasi yang menua.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 3 Desember 2024, segmen asuransi jiwa dan pensiun diperkirakan menyumbang 84 persen dari total premi pada 2024, menjadi pendorong utama pemulihan industri ini. Setelah mengalami penurunan 9,3 persen pada 2023, segmen asuransi jiwa diprediksi tumbuh sebesar 0,5 persen pada 2024.
Pertumbuhan yang lebih signifikan, dengan CAGR 3,1 persen, diperkirakan tercatat antara 2025 hingga 2029, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas yang diperkirakan mencapai 39,4 persen pada 2050, dari 18,4 persen pada 2023.
“Kesadaran yang semakin meningkat mengenai perencanaan kesehatan dan keuangan akan turut mendukung pertumbuhan asuransi jiwa di Korea Selatan. Permintaan untuk asuransi kesehatan juga dipacu oleh meningkatnya kasus penyakit yang mengancam jiwa, seperti demensia,” kata Verma.
|Baca juga: LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Kota Juang Perseroda
|Baca juga: Biaya Kesehatan Naik, Asuransi Tetap Penuhi Klaim Nasabah
Sementara itu, asuransi umum yang menyumbang 16 persen dari total premi pada 2024 diperkirakan tumbuh 4,9 persen, didorong lini asuransi yang diwajibkan dan meningkatnya kesadaran akan perlindungan terhadap tanggung jawab hukum. Asuransi kendaraan diprediksi tumbuh stagnan akibat penurunan penjualan kendaraan, yang turun 10,1 persen pada paruh pertama 2024.
Selain itu, kerentanannya terhadap bencana alam diperkirakan meningkatkan permintaan untuk asuransi kebakaran dan bencana alam. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Kebakaran Nasional, Korea Selatan mencatatkan 30.316 insiden kebakaran hingga Oktober 2024, dengan total kerugian mencapai US$456 juta.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News