Media Asuransi, GLOBAL – Manulife Hong Kong meluncurkan dua produk asuransi penyakit kritis terbaru, yakni IncomeGuard Critical Illness Protector dan IncomeShield Critical Illness Protector. Produk ini dirancang untuk memberikan pembayaran tahunan guna membantu nasabah mengatasi kehilangan pendapatan selama menjalani pengobatan jangka panjang.
Melansir Insurance Asia, Selasa, 29 April 2025, IncomeGuard Critical Illness Protector menawarkan perlindungan terhadap 121 jenis penyakit kritis dan penyakit berat. Produk ini juga memberikan manfaat lanjutan untuk serangan jantung dan stroke, dengan tambahan pembayaran 100 persen dari nilai pertanggungan untuk operasi besar setelah klaim pertama dibayarkan.
Nasabah yang didiagnosis kanker, serangan jantung, atau stroke berhak menerima dukungan pendapatan tahunan hingga 1.000 persen dari nilai pertanggungan. Fitur lain yang disediakan antara lain pembebasan premi, penggantian biaya pengobatan tradisional China terkait kanker, manfaat pemulihan proteksi, serta premi tetap selama 10, 20, atau 25 tahun.
|Baca juga: Begini Penjelasan KB Bank (BBKP) terkait Volatilitas Transaksi Efek
|Baca juga: Laba Nusantara Re Melejit 182% Jadi Rp239,63 Miliar di 2024
Sementara itu, IncomeShield Critical Illness Protector fokus pada perlindungan untuk kanker, penyakit jantung, dan stroke. Produk ini menawarkan proses seleksi kesehatan yang lebih sederhana dengan hanya tiga pertanyaan medis.
IncomeShield juga menyediakan dukungan pendapatan tahunan hingga 500 persen dari nilai pertanggungan, serta manfaat lanjutan untuk pengobatan serangan jantung dan stroke, mirip dengan yang ditawarkan oleh IncomeGuard. Produk ini juga mencakup manfaat tambahan untuk kanker stadium lanjut, pembebasan premi, manfaat pemulihan proteksi, dan premi tetap.
Berdasarkan hasil riset internal Manulife peluncuran kedua produk ini menunjukkan 53 persen konsumen mengutamakan cakupan luas untuk berbagai penyakit, 39 persen menginginkan akses ke layanan pendukung, dan 37 persen mencari perlindungan terhadap penyakit berulang.
Selain itu, 39 persen responden menyatakan kehilangan pendapatan menjadi kekhawatiran utama setelah diagnosis penyakit kritis, sementara 34 persen khawatir menjadi beban bagi keluarga. Kenaikan premi seiring bertambahnya usia juga menjadi perhatian bagi 25 persen responden.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News