1
1

MSIG Asia dan RiskPoint Optimalkan Asuransi untuk Dukung Proyek Energi Hijau di Asia-Pasifik

Ilustrasi | Foto: Pexels

Media Asuransi, GLOBAL – MSIG Asia dan RiskPoint Group semakin fokus menggarap sektor energi terbarukan (RE) yang tengah berkembang pesat di Asia-Pasifik. Hal itu dengan menghadirkan solusi asuransi untuk menanggulangi beragam risiko yang mengancam proyek energi hijau.

Dukungan dari kebijakan pemerintah dan aliran investasi asing telah mendorong lonjakan pesat dalam proyek energi terbarukan di kawasan ini, terutama yang berbasis surya, angin, hidro, dan geotermal.

|Baca juga: WFH atau Remote Working, Mana yang Lebih Efektif?

|Baca juga: Profil Lengkap Gregory Hendra Lembong, Calon Bos Baru BCA (BBCA) Pengganti Jahja Setiaatmadja

Wakil Presiden Eksekutif MSIG Asia Victorio Villar menyampaikan kawasan Asia-Pasifik kini menjadi fokus utama dalam pengembangan energi hijau. Ia menyatakan potensi pasar di kawasan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan Eropa.

“Sehingga kami ingin mendukung transisi energi hijau dengan cara mengurangi jejak karbon dan menawarkan solusi asuransi bagi para klien di sektor ini,” ujarnya, dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 18 Februari 2025.

MSIG Asia, anak perusahaan dari Mitsui Sumitomo Insurance Co Ltd Jepang, baru-baru ini menjalin kemitraan dengan RiskPoint Group yang berbasis di Denmark untuk memperluas cakupan asuransi energi terbarukan di seluruh Asia-Pasifik.

|Baca juga: Profil Indra Widjaja, Petinggi Sinarmas yang Terseret Pusaran Korupsi Taspen

|Baca juga: Industri Asuransi Berduka, Komisaris IFG Life Yasril Y Rasyid Meninggal Dunia

Keputusan ini semakin didorong oleh persetujuan Otoritas Moneter Singapura atas penunjukan RiskPoint sebagai agen umum yang mengelola operasional MSIG Singapore, yang diharapkan bisa memperkuat posisi Singapura sebagai pusat asuransi regional.

Target pasar asuransi energi terbarukan di Asia-Pasifik pun semakin menggiurkan. MSIG memperkirakan pasar asuransi umum di kawasan ini akan berkembang menjadi industri senilai US$3,6 miliar (¥550 miliar) dalam empat tahun ke depan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Jerat Korupsi Taspen Makin Meluas, Nama Bos-bos Perusahaan Besar Ikut Terseret!
Next Post Pendanaan Insurtech Global Terjun Bebas, Capai Titik Terendah dalam 7 Tahun

Member Login

or