Media Asuransi, JAKARTA – Belakangan ini, banyak karyawan, terutama Gen Z, mulai menyuarakan keinginan agar perusahaan kembali menerapkan sistem Work From Home (WFH) atau remote working, setidaknya dua hari dalam seminggu. Keinginan ini bukan sekadar tren, tetapi berdasarkan pengalaman dan hasil survei yang menarik.
Menurut riset JakPat, 63 persen Gen Z menilai WFH lebih efektif dari WFO. Tidak hanya itu, survei lain juga mengungkap mereka yang memiliki fleksibilitas dalam memilih lokasi kerja cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik.
|Baca juga: Berikut Pentingnya Mengelola Stres Demi Kesehatan Mental dan Fisik
|Baca juga: Ternyata 4 Hal Ini yang Jadi Pemantik Banyak Orang Memilih Pembayaran Digital
Bahkan, 48 persen responden menyebut keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan jauh lebih terjaga saat mereka bisa bekerja dari mana saja. Tak hanya soal keseimbangan hidup, kerja remote juga terbukti meningkatkan produktivitas.
Mengutip Tugu Insurance, Minggu, 16 Februari 2025, dengan fleksibilitas tempat kerja, banyak karyawan merasa lebih fokus dan mampu menyelesaikan tugas dengan lebih optimal. Tentu saja, semua ini didukung oleh pemanfaatan teknologi internet yang memastikan komunikasi dan koordinasi tetap berjalan lancar.
Pengertian WFH dan remote working
Meskipun baru populer saat pandemi covid-19, sebenarnya WFH adalah istilah yang sudah ada sejak dulu. WFH atau work from home adalah melakukan pekerjaan dari rumah. Bagi seorang pekerja kantor, WFH adalah memindahkan seluruh rutinitas kantor –mulai dari tugas harian sampai rapat– untuk dikerjakan di rumah.
Di Indonesia, WFH terjadi hampir dua tahun saat pandemi dan mengubah gaya hidup banyak orang dengan segala pro kontranya. Bagi orang berkeluarga, WFH artinya lebih banyak waktu berkumpul dengan pasangan dan anaknya. Tapi bagi orang dengan kondisi hidup sendiri, WFH artinya keterbatasan bersosialisasi, sehingga tak jarang menimbulkan rasa kesepian.
|Baca juga: Fuji Film Resmi Luncurkan Kamera Printer Instax WIDE Evo
|Baca juga: Jangan Terjebak Hustle Culture, Nih Cara Sehat Hadapi Tantangan Kerja Tanpa Kehilangan Diri!
Sedangkan remote working memiliki konsep di mana kantor memberikan kebebasan untuk tidak terikat dengan aturan perihal di mana tempat bekerja. Atau dapat diartikan, kamu dapat bekerja secara jarak jauh tanpa harus ke kantor sama sekali.
Tidak berarti mudah, bekerja jarak jauh membutuhkan serangkaian kemampuan, sumber daya, dan keterampilan yang berbeda. Kamu harus memiliki rasa inisiatif dan kemampuan manajemen waktu yang sangat baik. Umumnya, remote working dilakukan oleh para freelancer yang memiliki klien jauh dari tempat tinggalnya.
Dengan sistem ini, sebagian besar komunikasi dilakukan secara digital melalui email, telepon atau panggilan video. Tren remote working kemudian memunculkan tren digital nomad. Tren digital nomad ini memungkinkan kamu bisa tetap bekerja sekalipun sedang berpindah-pindah.
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Raup DPK Rp1.699 Triliun di 2024, CASA Jadi Penopang!
|Baca juga: BNI (BBNI) Bidik Pembiayaan Berkelanjutan Tembus Rp199,67 Triliun di 2025
Pada dasarnya, keduanya memiliki kesamaan yaitu tidak melakukan pekerjaan atau tugasnya di kantor tapi fokus kepada hasil kerjanya. Dengan kebijakan ini, seorang karyawan dituntut untuk tetap menjaga integritasnya. Karyawan tetap bekerja meski tidak diawasi oleh atasannya dan pelaksanaan pekerjaan diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Berikut kelebihan WFH dan remote working:
Efisien dari segi waktu
Jika kamu adalah karyawan yang rumahnya jauh dari kantor dan harus menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan, WFH dan remote working tentu saja bisa menghemat waktumu. Waktu yang tadinya dihabiskan dalam perjalanan, bisa dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan.
Lebih fleksibel dalam bekerja
WFH dan remote working dapat dilakukan di rumah atau di mana pun yang terasa nyaman, sehingga kamu jadi memiliki kebebasan kapan harus mulai bekerja, bisa lebih pagi atau siang. Selain itu, karyawan juga tidak harus melakukan pekerjaannya di dalam ruangan seperti di kantor, bisa bekerja di teras rumah, halaman belakang, atau bahkan di taman dan ruangan terbuka lainnya.
Menghemat pengeluaran karyawan
Tidak perlu pergi ke kantor berarti karyawan tidak perlu mengeluarkan uang untuk transportasi atau bensin kendaraan. Mereka juga tidak perlu beli makan siang dan bisa makan masakan buatan sendiri di rumah.
Kekurangan WFH dan remote working yaitu:
Komunikasi antara perusahaan dan karyawan kurang lancar
Jika kamu melakukan WFH atau remote working kamu perlu menciptakan komunikasi menggunakan teknologi, seperti WhatsApp, Zoom atau Google Meeting. Namun, jika koneksi internet bermasalah, komunikasi bisa jadi kurang lancar.
Adanya distraksi
Khususnya untuk karyawan yang sudah berkeluarga atau rumahnya tidak terlalu besar dan tidak memiliki ruang sendiri untuk bekerja, hal tersebut bisa menjadi distraksi yang cukup besar. Banyak pekerja yang mengaku ini menjadi tantangan tersendiri.
Waktu untuk pekerjaan dan kehidupan pribadi jadi tercampur
Waktu yang seharusnya digunakan untuk bekerja justru dipakai untuk aktivitas pribadi, begitu pula sebaliknya. Jika tidak disiplin saat mengatur waktu bekerja dan kehidupan pribadi, hal ini bisa merugikan para pekerja.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News