Media Asuransi, GLOBAL – Asosiasi Asuransi Jiwa Thailand mengungkapkan industri asuransi jiwa Thailand tumbuh 4,87 persen secara tahunan (yoy) pada paruh pertama 2025. Pertumbuhan ini ditandai dengan total premi yang mencapai US$10,12 miliar (THB326,59 miliar).
Melansir Insurance Asia, Jumat, 22 Agustus 2025, kenaikan ini dilihat dari premi bisnis baru yang bertumbuh 7,38 persen (yoy) menjadi US$2,94 miliar (THB94,92 miliar), sementara premi perpanjangan naik 3,88 persen (yoy) menjadi US$7,18 miliar (THB231,67 miliar).
|Baca juga: Aliran Modal Asing Makin Deras, BI Yakin Rupiah Kian Perkasa
|Baca juga: Bos BI Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1% di 2025
Sementara premi tahun pertama naik 9,32 persen (yoy) menjadi US$1,95 miliar (THB62,94 miliar), dan premi tunggal naik 3,77 persen (yoy) menjadi US$0,99 miliar (THB31,98 miliar). Berdasarkan saluran distribusi, agen memimpin dengan US$5,07 miliar (THB163,48 miliar) (50,06 persen), diikuti bancassurance naik 39,18 persen sebesar US$3,97 (THB127,97 miliar).
Selain itu, broker juga menyumbang US$0,59 miliar (THB18,99 miliar), telemarketing US$0,20 miliar (THB6,39 miliar), digital US$23,25 miliar (THB750 miliar), dan saluran lain US$0,28 miliar (THB9,0 miliar).
Di sisi saluran digital juga ikut mengalami pertumbuhan tercepat sebesar 28,21 persen (yoy). Penambahan manfaat kesehatan mendorong permintaan produk, menghasilkan premi sebesar US$1,90 miliar (THB61,22 miliar) atau naik 18,99 persen (yoy).
Asuransi Jiwa di Thailand juga mencatatkan kenaikan pada produk pensiun sebesar 9,51 persen (yoy) menjadi US$0,19 miliar (THB6,24 miliar), sementara polis tertaut investasi meningkat 7,54 persen (yoy) menjadi US$0,60 miliar (THB19,41 miliar).
|Baca juga: Bank Jakarta Komitmen Dorong Transaksi Nontunai di Pasar Tradisional
|Baca juga: Sektor Perumahan Berpotensi Jadi Mesin untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%
Asosiasi menyatakan pertumbuhan tetap sejalan dengan perkiraan dua hingga tiga persen, didukung oleh meningkatnya kesadaran kesehatan, inflasi medis sebesar 15 persen dan permintaan tabungan pensiun.
Lebih jauh, asosiasi menambahkan sektor ini sedang bersiap menghadapi TFRS 17, berinvestasi dalam teknologi untuk meningkatkan efisiensi, sementara juga menghadapi risiko dari inflasi, utang, geopolitik, perubahan iklim, dan wabah penyakit.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News