Media Asuransi, GLOBAL – Rasio kerugian klaim kesehatan di Indonesia mencapai 105,7 persen pada kuartal pertama 2024 dan diperkirakan terus meningkat pada 2025. Hal ini diungkapkan dalam laporan Global Medical Trends Survey yang dirilis oleh WTW, perusahaan global di bidang konsultasi, perantara, dan solusi.
Dilansir dari laman Asia Insurance Review, Kamis, 12 Desember 2024, WTW menyebutkan kenaikan ini sebagian besar dipengaruhi oleh inflasi medis global, yang didorong oleh meningkatnya biaya bahan baku farmasi dan peralatan medis.
|Baca juga: Imam Teguh Saptono Jadi Dirut Bank Muamalat
|Baca juga: Tambang Meranti Mulia Sejahtera Siap IPO pada 2025
Selain itu, pelemahan nilai tukar mata uang lokal juga memberikan dampak signifikan, mengingat sebagian besar bahan baku farmasi dan peralatan medis di Indonesia masih diimpor. Untuk menjaga stabilitas keuangan, perusahaan asuransi mulai menyesuaikan tarif premi dan melakukan peninjauan ulang terhadap produk-produk kesehatan mereka.
Fokus pasar juga bergeser dari perusahaan besar ke usaha kecil dan menengah, karena pasar dinilai kurang berminat menanggung risiko medis bagi korporasi dengan populasi besar dan manfaat yang sangat komprehensif.
Namun, upaya pengendalian biaya medis menghadapi tantangan dari rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan yang terus menawarkan layanan berlebihan dengan menggunakan teknologi medis baru.
Akibatnya, semakin banyak perusahaan asuransi yang beralih ke metode pembayaran klaim dengan sistem penggantian (reimbursement), yang dinilai lebih hemat biaya dibandingkan dengan sistem nontunai.
|Baca juga: Direktur Kredit dan Risiko Bank Maspion (BMAS) Mengundurkan Diri
|Baca juga: Asuransi Digital Bersama akan Lepas 12,03% Lembar Saham Saat IPO
Menurut laporan tersebut, biaya klaim dengan metode reimbursement untuk pasien reguler 15 persen hingga 35 persen lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang menggunakan sistem cashless untuk diagnosis, perawatan, dan obat-obatan serupa.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News