Media Asuransi, GLOBAL – Laporan dari Swiss Re Institute mengungkapkan disinflasi memperlambat laju kenaikan tarif asuransi, namun proyeksi menunjukkan adanya pengurangan celah antara pertumbuhan premi asuransi pribadi dan pertumbuhan pendapatan di tahun-tahun mendatang.
Saat tingkat inflasi global menunjukkan penurunan, harga asuransi justru mengalami lonjakan tajam. Sedangkan kenaikan premi asuransi baru-baru ini dipicu oleh peningkatan biaya di sektor konstruksi dan otomotif, serta kerugian underwriting yang signifikan akibat bencana alam.
|Baca juga: Rasio Modal Turun, Bos Asei Klaim Tetap Kuat!
|Baca juga: OJK Cabut Izin Pembentukan Unit Syariah Asuransi Allianz Life Indonesia
Dilansir dari laman Insurance Asia, Kamis, 26 September 2024, risiko iklim tetap menjadi tantangan besar, menegaskan perlunya investasi dalam adaptasi dan mitigasi untuk menjaga agar asuransi tetap terjangkau.
Meskipun inflasi menurun menuju target dua persen yang ditetapkan oleh bank sentral, namun harga barang, termasuk asuransi, terus meroket. Di banyak pasar utama, premi asuransi pribadi tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Dari 2020 hingga 2023, rata-rata premi asuransi properti pribadi dan kendaraan bermotor di AS, Inggris, dan Australia meningkat 11 poin persentase lebih tinggi daripada pertumbuhan pendapatan. Di Jerman, premi asuransi properti melampaui kenaikan pendapatan 14 poin persentase, meskipun premi kendaraan bermotor mengalami kenaikan yang lebih moderat.
|Baca juga: Wacana Subsidi BBM Dicabut, Asuransi Kendaraan Bakal ‘Kena Getah’?
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?
Dengan berkurangnya inflasi, diharapkan inflasi klaim juga akan menurun, sehingga tarif asuransi bisa lebih stabil. Investasi dalam adaptasi risiko iklim dipandang sebagai langkah penting untuk mengurangi kerugian underwriting, yang dapat menurunkan biaya penyediaan asuransi.
Laporan menunjukkan tarif premi asuransi meningkat akibat tekanan inflasi yang dialami sektor konstruksi dan otomotif, serta bencana alam yang parah dalam tiga tahun terakhir. Di AS, rasio gabungan asuransi rumah mencapai 105 persen antara 2021 dan 2023 akibat badai besar, sementara rasio gabungan kendaraan pribadi mencapai 112 persen pada 2022.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News