1
1

Rasio Modal Turun, Bos Asei Klaim Tetap Kuat!

Direktur Utama Asuransi Asei Indonesia Dody Dalimunthe. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia (Asei) Doddy Dalimunthe memberikan konfirmasi adanya penurunan rasio modal yang signifikan. Namun demikian, rasio tersebut masih terjaga dan jauh di atas ketentuan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu minimal 120 persen.

Adapun rasio modal berbasis risiko atau Risk Based Capital (RBC) Asei turun signifikan dari 265 persen pada 2023 menjadi 208 persen pada Juni 2024. Penurunan itu membuat Fitch Ratings Indonesia baru-baru ini merevisi Outlook Peringkat Nasional Insurer Financial Strength (IFS) PT Asuransi Asei Indonesia (Asei) menjadi Negatif dari Stabil.

|Baca juga: Gelar Panel Diskusi BUSS ke-2, APPARINDO: Kapasitas Reasuransi Masih Bisa Ditingkatkan via Penggabungan!

|Baca juga: Akuisisi Lini Imaji Kreasi Ekosistem (FUTR) oleh Hexa Prima Nusantara Memasuki Babak Baru

Meski demikian, Fitch tetap mempertahankan peringkat Asei di level ‘A(idn)’. Revisi outlook dilakukan berdasarkan hasil tinjauan kinerja keuangan Asei semester I/2024, khususnya terkait rasio modal perusahaan. Salah satu faktor utama yang memicu revisi outlook tersebut adalah penurunan rasio RBC Asei.

Dody menegaskan salah satu penyebab terjadinya penurunan rasio modal dikarenakan adanya upaya Asei dalam meningkatkan pencadangan klaim yang lebih solid dalam rangka memastikan kecukupan pemenuhan kewajiban pembayaran klaim kepada seluruh pemegang polis.

“Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Asei dalam melindungi dan menjamin hak konsumen atas tuntutan ganti rugi ketika terjadi klaim,” kata Doddy, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 26 September 2024.

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kibarkan ‘Bendera Putih’, Ini Kata OJK!

|Baca juga: Menapaki Perjalanan Blibli Tiket Melayani Evolusi Kebutuhan Konsumen

Sebelumnya, Fitch Ratings mengungkapkan, laporan kinerja semester pertama 2024 menunjukkan Asei mengalami kerugian bersih sebesar US$1,24 juta, berbanding terbalik dengan keuntungan bersih US$0,52 juta pada 2023. Penurunan premi bruto hingga 15 persen akibat penurunan bisnis asuransi kredit juga menjadi pukulan berat bagi Asei.

Ketergantungan Asei pada reasuransi pun meningkat, dengan rasio retensi premi turun menjadi 40 persen pada semester pertama 2024 dari sebelumnya 43 persen di 2023. Klaim yang harus ditanggung oleh reasuransi melonjak hingga 203 persen dari basis modalnya.

|Baca juga: Wacana Subsidi BBM Dicabut, Asuransi Kendaraan Bakal ‘Kena Getah’?

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?

Di tengah tekanan tersebut, Asei masih mempertahankan strategi investasi konservatif, dengan lebih dari 80 persen asetnya dipegang dalam bentuk kas dan surat utang berpendapatan tetap.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Allianz Syariah Sudah Spin Off, OJK Cabut Izin Unit Usaha Syariah
Next Post OJK Izinkan Perubahan Nama PT Simas Reinsurance Brokers Menjadi PT KBRU Reinsurance Brokers

Member Login

or