1
1

Sambut Hari Bumi, Ini Tips dari Allianz untuk Terapkan Sustainable Fashion

Acara NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz Citizens). | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Seirama dengan tema Hari Bumi Sedunia 2025 ”Energi Kita, Planet Kita” yang fokusnya dengan transisi global menuju energi terbarukan, Allianz Indonesia mengajak para karyawan untuk memulai langkah sederhana dengan mengadopsi budaya sustainable dan slow fashion. Hal itu perlu dilakukan mengingat industri ini sangat bergantung pada energi non-terbarukan pada proses produksi hingga bahan baku yang digunakan.

Pada acara NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz Citizens) Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Wahyuni Murtiani, menyampaikan bahwa Allianz Indonesia mendorong setiap pihak untuk memiliki kesadaran terhadap lingkungan karena aksi keberlanjutan bukan hanya oleh kelompok atau pihak tertentu, namun penerapan paling penting melalui kontribusi setiap individu pribadi. ”Dengan memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai keberlanjutan yang tepat,  setiap aksi nyata akan dapat berdampak positif bagi lingkungan,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat, 18 April 2025.

|Baca juga:Allianz Imbau Pelaku Bisnis Tinjau Ulang Polis Asuransi, Ada Apa?

Pada acara itu, Allianz mengundang Intan Anggita Pratiwi, pendiri social enterprise yang fokus pada penanganan masalah limbah fashion. Intan membagikan tips untuk membantu tiap orang yang ingin mengurangi dampak lingkungan lewat sustainable fashion dan mengenalkan konsep 4R (Reuse, Reduce, Repair, dan Recycle) yang dapat dilakukan secara sederhana dan kreatif untuk mengelola pakaian, tas, dan sepatu.

Untuk membantu tiap individu dapat mengurangi dampak lingkungan lewat sustainable fashion, Intan Anggita Pratiwi mengenalkan konsep 4R yang ia terapkan sehari-hari untuk mendukung fashion berkelanjutan, yaitu:

|Baca juga: Allianz: Eksposur Bisnis Dampak Risiko Kerusuhan Sipil Meningkat di 2024

– Memakai kembali/menukar/mendonasikan pakaian, tas, dan sepatu yang sudah tidak dipakai (reuse).
– Mengurangi konsumsi dan produksi fashion baru, serta limbah oleh industri fashion, misalnya membeli pakaian, tas, dan sepatu yang berkualitas dan tahan lama, merawat barang-barang tersebut dengan baik agar dapat dipakai secara berkelanjutan (reduce).
– Memperbaiki pakaian, tas, dan sepatu, secara mandiri maupun dengan bantuan (repair).
– Mendaur ulang pakaian yang sudah bosan untuk dipakai (recycle).

”Dengan mengutamakan dan menerapkan konsep keberlanjutan dalam berbelanja dan mengelola pakaian, tas, dan sepatu yang telah dimiliki, kita dapat memberikan aksi nyata untuk menekan emisi karbon yang berdampak secara berbahaya bagi lingkungan dan bumi kita,” kata Intan.

Editor: S, Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Transaksi Nontunai KJP Plus Lewat EDC Bank DKI Dipastikan Tetap Lancar
Next Post Racing to Develop Qualified Sharia HR Ahead of Spin-Off

Member Login

or